Rupiah Menguat 0,29% di Selasa Pagi

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Menguat 0,29% di Selasa Pagi

Husen Miftahudin • 19 November 2024 09:47

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di hari ini mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 19 November 2024, rupiah hingga pukul 09.10 WIB berada di level Rp15.810 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 46 poin atau setara 0,29 persen dari Rp15.856 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, saat ini pasar sangat ingin mendengar siapa yang akan dipilih Donald Trump sebagai Menteri Keuangan, dengan Howard Lutnick, CEO Cantor Fitzgerald, dan investor Scott Bessent sebagai kandidat utama untuk jabatan tersebut.

"Analis umumnya berasumsi kebijakan tarif Trump, pengurangan imigrasi, dan pemotongan pajak yang didanai utang akan bersifat inflasioner, sehingga membatasi ruang lingkup pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve," sebut Ibrahim dalam analisis hariannya.

Kontrak berjangka menyiratkan peluang 60 persen Fed akan melonggarkan seperempat poin pada Desember dan hanya memperkirakan pemotongan 77 basis poin pada akhir 2025, dibandingkan dengan lebih dari 100 beberapa minggu yang lalu.

Setidaknya tujuh pejabat Fed akan berbicara minggu ini dan para pedagang berasumsi mereka akan bersikap hati-hati terhadap pemotongan yang agresif.
 

Baca juga: Rupiah Berhasil Menguat hingga Akhir Perdagangan Hari Ini


(Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto)
 

Ironi pertumbuhan ekonomi


Ibrahim mengungkapkan, upaya pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi di kisaran lima persen dalam lima tahun terakhir nyatanya masih menyisakan ironi. Indikator makro tersebut ternyata tidak berimplikasi positif ke semua lapisan masyarakat bila dibedah lebih dalam.

Sebelumnya, pada periode 2002 hingga 2019 ketika pertumbuhan ekonomi berada di kisaran lima hingga enam persen, dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan. Hal itu ditunjukkan dari penambahan jumlah middle class 42 juta orang, aspiring middle class 38 juta orang, dan penurunan kelompok miskin dan rentan miskin 34 orang juta dari 2002 ke 2019.

Kondisi sebaliknya justru terjadi dalam periode 2019-2024 ketika ekonomi tumbuh positif dan banyak yang bilang tumbuh lima persen, dibarengi dengan penurunan besar-besaran kelas menengah yang diikuti peningkatan kelas miskin dan rentan miskin.

Selama lima tahun terakhir ini terjadi penurunan middle class sebanyak 9,5 juta orang yang diikuti penambahan kelas miskin dan rentan miskin sebesar 12,7 juta orang. Kondisi ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak inklusif.

"Artinya, tidak semua orang merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi negara. Pertumbuhan ekonomi yang inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang dibarengi dengan penurunan kemiskinan dan bertambahnya jumlah pekerja formal," terang Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.800 per USD hingga Rp15.910 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)