Forum Bisnis Indonesia-Amerika Serikat. Foto: Dokumen Pertamina
Annisa Ayu Artanti • 27 August 2024 12:28
Jakarta: PT Pertamina (Persero) melalui subholdingnya Pertamina New and Renewable Energy menjajaki peluang kerja sama strategis pada Forum Bisnis Indonesia-Amerika Serikat. Forum itu berlangsung di The Mayflower Hotel, Washington DC, Amerika Serikat.
CEO Pertamina Pertamina New Renewable Energy (PNRE) John Anis mengatakan, PNRE memiliki mandat untuk mendukung pemerintah Indonesia mencapai target penurunan emisi, sekaligus untuk menyiapkan bisnis masa depan bagi Pertamina. PNRE juga memiliki aspirasi menjadi pemimpin dalam membangun ekosistem Net Zero Emission (NZE) di Indonesia.
"PNRE mengalokasikan capex yang besar untuk pengembangan energi baru terbarukan. Hingga 2029, capex PNRE akan mencapai USD6,2 miliar," ujar John Anis dikutip dari siaran pers, Senin, 27 Agustus 2024.
Ia menambahkan, sebanyak 63 persen capex itu dialokasikan untuk
pengembangan tenaga surya, angin, dan geotermal. Selebihnya sebanyak 18 persen untuk pengembangan solusi rendah karbon termasuk dekarbonisasi, kemudian biomassa dan bioetanol (11 persen) serta pengembangan bisnis masa depan (enam persen).
"PNRE berkomitmen untuk menumbuhkan bisnisnya, oleh karena itu, kami membuka peluang untuk bekerja sama baik dengan mitra domestik maupun internasional termasuk Amerika Serikat,” ungkap John Anis.
Pertamina membuka peluang investasi dan kerja sama
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan sebagai BUMN, Pertamina turut berpartisipasi aktif dalam acara yang diselenggarakan KBRI di Amerika Serikat ini karena berperan penting untuk membuka peluang dan mendorong Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia.
“Pertamina menggunakan momen penting ini untuk menyampaikan kebijakan sustainability perusahaan sekaligus membuka peluang investasi dan kerja sama dengan mitra global khususnya di sektor pengembangan energi baru terbarukan,” ujar Fadjar.
Fadjar jga menambahkan, kebijakan sustainability Pertamina sangat terbuka untuk dijalankan dengan kerja sama yang kuat bagi di tingkat nasional maupun global.
“Indonesia memiliki potensi sumber daya energi bersih sehingga bisa menarik investor internasional. Pertamina terus meyakinkan dunia internasional untuk mendukung program transisi energi untuk mempercepat target Net Zero Emission di 2060,” imbuh Fadjar.