Inflasi AS Meningkat 2,4%

Bendera Amerika Serikat. Foto: Freepik

Inflasi AS Meningkat 2,4%

Annisa Ayu Artanti • 11 October 2024 07:44

Washington: Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi konsumen AS pada September meningkat 2,4 persen dari tahun lalu, setelah naik 2,5 persen pada Agustus dan 2,9 persen pada Juli.

Melansir Xinhua, Jumat, 11 Oktober 2024, menurut laporan yang dirilis oleh Biro Statistik Tenaga Kerja, Indeks Harga Konsumen (IHK),ukuran luas biaya barang dan jasa di seluruh ekonomi AS meningkat 0,2 persen pada basis penyesuaian musiman di bulan September, peningkatan yang sama seperti di bulan Agustus dan Juli.

Laporan inflasi terbaru menunjukkan bahwa CPI inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,3 persen di bulan September, sama seperti bulan sebelumnya. Pada bulan Juli, naik 0,2 persen.

IHK inti telah naik 3,3 persen selama 12 bulan terakhir, mengindikasikan berlanjutnya tekanan inflasi. Di bulan Agustus, tingkat inflasi inti 12 bulan bertahan di 3,2 persen.

Indeks untuk tempat tinggal naik 0,2 persen di bulan September, dan indeks untuk makanan naik 0,4 persen. Bersama-sama, kedua indeks ini menyumbang lebih dari 75 persen dari kenaikan semua item bulanan.

Indeks energi turun 1,9 persen selama sebulan, setelah turun 0,8 persen pada bulan sebelumnya.

Indeks-indeks yang meningkat di bulan September termasuk tempat tinggal, asuransi kendaraan bermotor, perawatan medis, pakaian, dan tarif penerbangan. Indeks untuk rekreasi dan komunikasi termasuk di antara indeks yang mengalami penurunan selama bulan tersebut.
 

Baca juga: 

Risalah Pertemuan The Fed Sebut Ada 'Perpecahan' soal Pemangkasan Suku Bunga




Ilustrasi. Foto: NDTV

Arah suku bunga The Fed selanjutnya

Seperti diketahui, pada 17-18 September lalu Federal Reserve AS memangkas kisaran target suku bunga federal fund sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen hingga 5 persen, di tengah inflasi yang menurun dan pasar tenaga kerja yang melemah. 

Ini merupakan penurunan suku bunga pertama dalam lebih dari empat tahun terakhir dan menandakan dimulainya siklus pelonggaran.

Ketua Fed AS Jerome Powell mengatakan bahwa jika data ekonomi tetap stabil, penurunan suku bunga di masa depan diperkirakan akan lebih kecil dari penurunan setengah poin persentase pada bulan September.

The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 6-7 November. Pada hari Kamis, probabilitas The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November lebih dari 80 persen, menurut FedWatch Tool dari Chicago Mercantile Exchange Group, yang bertindak sebagai barometer untuk ekspektasi pasar terhadap suku bunga acuan The Fed.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)