Israel Terima Jenazah Sandera ke-10 di Tengah Kendala Teknis Hamas

Pasukan Israel menagih janji Hamas untuk segera menyerahkan seluruh jenazah sandera di Gaza. (Anadolu Agency)

Israel Terima Jenazah Sandera ke-10 di Tengah Kendala Teknis Hamas

Willy Haryono • 18 October 2025 13:01

Tel Aviv: Israel menyatakan pada Sabtu dini hari, 18 Oktober 2025, bahwa Palang Merah telah menyerahkan satu lagi jenazah sandera di Gaza kepada militer Israel. Penyerahan ini berlangsung di tengah perselisihan antara Israel dan kelompok Hamas terkait keterlambatan pemulangan jenazah para sandera sesuai kesepakatan gencatan senjata.

Hamas sebelumnya mengumumkan pada Jumat bahwa mereka berencana menyerahkan satu jenazah sandera kepada Palang Merah. Jenazah tersebut menjadi yang ke-10 dari total 28 yang telah diterima Israel sejauh ini.

Melansir dari Asia One, Hamas mengaku menghadapi kendala teknis, termasuk keterbatasan alat berat dan peralatan penggalian, untuk menemukan jenazah yang tertimbun reruntuhan.

Israel menuduh Hamas sebenarnya mengetahui lokasi semua jenazah sandera dan memperingatkan bahwa waktu mereka “hampir habis.” Namun Hamas menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata serta berjanji akan menyerahkan seluruh jenazah sandera yang tersisa.

Dalam pernyataannya pada Jumat, sayap bersenjata Hamas mengaku telah menemukan satu jenazah baru yang akan diserahkan pada pukul 23.00 waktu setempat. Seorang sumber keamanan Israel mengatakan serah terima kepada Palang Merah dijadwalkan berlangsung pukul 12.30 waktu Israel.

Persoalan ini membayangi pelaksanaan gencatan senjata, yang merupakan fase pertama dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang di Gaza.

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dalam konferensi pers di Ankara menyebut pernyataan Israel “mengkhawatirkan.” Ia menyoroti kemungkinan Israel menggunakan kendala Hamas sebagai alasan untuk memutus gencatan.

“Apakah Israel akan menggunakan ketidakmampuan Hamas menemukan jenazah di bawah reruntuhan sebagai alasan untuk melanggar gencatan? Masyarakat internasional khawatir akan hal ini,” ujarnya.

Sebelumnya di hari Jumat, Hamas meminta para mediator mendorong langkah lanjutan dalam gencatan senjata, termasuk pembukaan kembali perbatasan, masuknya bantuan kemanusiaan, dimulainya rekonstruksi, pembentukan pemerintahan, dan penuntasan penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Pertempuran di Gaza sejauh ini sebagian besar telah berhenti di bawah rencana Trump yang didukung oleh mediator Mesir, Qatar, dan Turki. Namun, Dinas Pertahanan Sipil Gaza melaporkan 11 orang tewas pada Jumat ketika pasukan Israel menembaki sebuah kendaraan di tenggara Kota Gaza, termasuk tujuh anak dan tiga perempuan.

Militer Israel belum memberikan komentar atas insiden tersebut, sementara Hamas kembali menuduh Israel melanggar gencatan senjata.

Sebanyak 20 sandera yang masih hidup, yang ditangkap bersama lainnya dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, telah dibebaskan dan dipulangkan ke Israel awal pekan ini.

Israel juga menyatakan pada Kamis lalu bahwa pihaknya tengah bersiap membuka kembali perlintasan Rafah dengan Mesir untuk memungkinkan warga Palestina keluar-masuk Gaza. Namun, belum ada tanggal yang ditetapkan di tengah saling tuduh antara Israel dan Hamas soal pelanggaran gencatan.

Sejumlah elemen penting dalam rencana Trump yang masih belum terselesaikan mencakup perlucutan senjata kelompok bersenjata dan masa depan pemerintahan Gaza.

Baca juga:  Hamas Tegaskan Pengembalian Seluruh Jenazah Tawanan Israel Butuh Waktu

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)