Bagian gedung di Tel Aviv, Israel yang hancur akibat serangan Iran. Foto: Middle East Eye
Tel Aviv: Israel secara terbuka mengancam Teheran, tetapi secara diam-diam menghubungi Iran untuk menghentikan perang, menurut media Amerika NBC, mengutip sumber senior Iran di Teheran.
Sumber itu menyebut pada Senin, 16 Juni 2025, bahwa Israel telah meminta Iran melalui negara-negara Barat sebagai perantara.
Presiden AS Donald Trump melalui platform
Truth Social, pada hari Minggu menyarankan Iran dan Israel untuk mengakhiri perang dengan membuat perundingan baru.
"Banyak panggilan dan pertemuan sekarang sedang berlangsung," kata Trump.
Pada Jumat 13 Juni pekan lalu, Israel yang didukung oleh AS, menyerang Iran dengan menargetkan fasilitas nuklir, infrastruktur militer, dan bangunan tempat tinggal di sana. Sebagai balasan, beberapa jam setelahnya Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) memulai Operasi True Promise III.
Serangan Israel telah membuat komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran tewas. Warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita, juga menjadi dalam korban. Operasi Iran yang terbaru menargetkan lokasi-lokasi di seluruh wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Sementara itu, Iran-AS sejak April telah mengadakan lima putaran perundingan yang dimediasi oleh Oman, terkait program nuklir Teheran. Pada 14 Juni, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi mengatakan bahwa kelanjutan dialog Iran-AS di tengah serangan Israel ini "tidak dapat dibenarkan."
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Oman, Badr Albusaidi, menulis di X bahwa putaran keenam perundingan nuklir yang dijadwalkan pada 15 Juni batal dilaksanakan. Albusaidi menekankan bahwa jalan diplomasi dan dialog tetap menjadi satu-satunya jalan menuju perdamaian.
(Nada Nisrina)