Kepala Intel AS, Tulsi Gabbard (Kiri) dan Donald Trump (Kanan). (ERIK S LESSER/EPA-EFE)
Riza Aslam Khaeron • 18 June 2025 15:33
Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu kontroversi setelah secara terbuka menolak laporan komunitas intelijen AS yang menyimpulkan bahwa Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.
Melansir The Guardian, Trump mengabaikan kesimpulan resmi dari Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard yang disampaikannya dalam sidang Kongres bulan Maret.
"Komunitas intelijen terus menilai bahwa Iran tidak sedang membangun senjata nuklir dan Pemimpin Tertinggi Khamenei belum mengesahkan program senjata nuklir yang pernah ia hentikan pada 2003," ujar Gabbard, Washington, Maret 2025, dalam kesaksiannya di hadapan Kongres.
Namun, saat kembali dari KTT G7 di Kanada pada Selasa pagi, Trump menepis penilaian tersebut dan menyatakan pendapatnya sendiri.
"Saya tidak peduli apa katanya. Saya pikir mereka sangat dekat untuk memilikinya," ujar Trump, Washington, 17 Juni 2025, dikutip dari The Guardian.
Penolakan Trump atas intelijen resmi ini semakin mempertegas posisinya yang selaras dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menyebut bahwa Iran berada di ambang memproduksi senjata nuklir dan memerlukan serangan pre-emptive.
Trump pun telah menginstruksikan pengerahan kelompok kapal induk, pesawat tanker KC?135, dan jet tempur tambahan ke kawasan Timur Tengah untuk memperbesar opsi militernya.
Baca Juga: Legislator AS Bergerak untuk Halangi Intervensi Militer di Iran |