Hujan Deras Diprediksi Guyur Jabar pada 10-11 Maret, Gubernur Minta Warganya Waspada

Banjir di Bekasi, Jawa Barat.

Hujan Deras Diprediksi Guyur Jabar pada 10-11 Maret, Gubernur Minta Warganya Waspada

Media Indonesia • 5 March 2025 17:21

Bandung: Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengingatkan warganya untuk tetap waspada. Lantaran, masih akan terjadi hujan deras di sejumlah wilayah Jabar pada 10 Maret hingga 11 Maret 2025.

"Kita harus antisipasi berbagai kemungkinan. Seluruh warga harus mulai arif pada lingkungan, tidak buang sampah sembarangan, tidak membeton resapan air dan kembali memfungsikan selokan," ujar Dedi, Rabu, 5 Maret 2025.

Dia mengakui hujan deras yang terus mengguyur sejumlah wilayah di Jabar masih berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor. Wialyah Bandung, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, dan Bogor berisiko terdampak akibat tingginya curah hujan.

Dedi berjanji akan memperbaiki kekurangan pembangunan dan mengevaluasi kesalahan pembangunan di masa lampau. Sehingga, bencana tidak terjadi lagi di masa depan. 

"Selasa, pekan depan, saya akan bertemu dengan pemerintah pusat, khususnya Kementerian ATR/BPN, Kami akan bicara soal evaluasi tata ruang," ungkap dia. 

Baca: 

Dalih Wali Kota Bekasi soal Viral Mengungsi ke Hotel saat Banjir


Selain itu, dia juga memastikan penanggulangan darurat bencana bakal dilakukan sebaik mungkin. Saat ini, kata dia, langkah penanggulangan banjir di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi dengan mengevakuasi dan memenuhi kebutuhan dasar warga. 

"Kemudian ke depan, kita akan bangun Bendungan Cibeet sebagai areal tangkapan air, lalu konsep bangunan rumah di daerah langganan banjir harus tinggi seperti rumah panggung yang memiliki kolong," ungkap dia. 

Dedi memastikan akan mengevaluasi tata ruang Jawa Barat yang diduga sudah tidak sesuai dengan kondisi alam. Masyarakat diminta bersama-sama menjaga alam.

Terkait alih fungsi lahan di kawasan Puncak Bogor, Dedi menegaskan harus segera dihentikan demi menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah bencana lebih lanjut.

"Berdasarkan data yang kami miliki, lebih dari seribu hektare lahan perkebunan teh di Puncak telah beralih fungsi. Ini menjadi perhatian serius karena berpotensi memperburuk kondisi lingkungan," tegasnya. (MI/Sugeng Sumariyadi)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)