Rupiah Cuma Menguat Tipis Pagi Ini

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Rupiah Cuma Menguat Tipis Pagi Ini

Eko Nordiansyah • 15 April 2025 09:21

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali mengalami penguatan pada pembukaan perdagangan hari ini. Meski begitu, rupiah hanya menguat tipis dibandingkan dolar AS.
 
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 15 April 2025, rupiah hingga pukul 09.05 WIB berada di level Rp16.784 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat hanya dua poin atau setara 0,01 persen dari Rp16.786 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebaliknya, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.779 per USD. Rupiah malah melemah 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.769 per USD pada penutupan perdagangan kemarin.
 

Baca juga: 

Dolar AS Mulai Pulih Usai Terjerembab ke Level Terendah



(Ilustrasi rupiah. MI/Rommy Pujianto)

Rupiah berpotensi menguat

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Salah satu faktor penguat rupiah adalah pengecualian tarif Trump untuk impor barang elektronik.

Meski begitu, Trump meremehkan gagasan ini, dengan menyatakan impor elektronik masih akan menghadapi pungutan sebesar 20 persen, dan sedang bersiap untuk segera mengumumkan tarif impor terpisah untuk barang elektronik.

"Adapun, komentar Trump membuat investor waspada terhadap tarif lebih lanjut, terutama karena Tiongkok dan AS terlibat dalam perang tarif yang sengit minggu lalu," ungkapnya.

Selain itu, kemungkinan resesi di AS yang kini mencapai 50 persen juga akan menjadi perhatian di tengah gejolak ekonomi global. Pada saat yang sama pasar juga fokus terhadap data Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok yang akan dirilis akhir minggu ini.

Dari dalam negeri, Ibrahim menyampaikan Indonesia harus bersiap menghadapi dinamika global akibat ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok dinilai berpotensi besar terhadap perekonomian indonesia, tidak hanya melalui diplomasi, tetapi juga dengan memperkuat fondasi ekonomi dalam negeri.

Tiongkok yang kini menghadapi tekanan tarif dari AS, akan cenderung memperkuat hubungannya dengan kawasan ASEAN. Dalam konteks ini, Indonesia memiliki peluang strategis untuk menjadi mitra dialog yang kuat, namun tetap harus berhati-hati terhadap potensi dampak negatif seperti banjir impor akibat trade diversion.

"Salah satu skenario yang harus diwaspadai adalah masuknya barang-barang ekspor Tiongkok ke pasar Indonesia sebagai dampak dari pembatasan pasar AS," ungkap dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)