UNRWA Sebut Kelaparan di Gaza Bisa Diakhiri dengan Aliran Bantuan Masif

Gaza:  Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menegaskan bahwa menghentikan kelaparan di Kota Gaza memungkinkan, asalkan Israel segera membuka akses masuk bantuan kemanusiaan dalam skala besar.

Dalam unggahan singkat di platform X pada Sabtu, 23 Agustus, UNRWA menyatakan bahwa mengakhiri bencana yang sedang berlangsung membutuhkan masuknya bantuan dalam jumlah masif melalui mekanisme PBB, termasuk UNRWA.

Mengutip dari Gulf Times, Minggu, 24 Agustus 2025, UNRWA menambahkan bahwa gudang-gudangnya di Yordania dan Mesir telah penuh dengan pasokan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan kebersihan, cukup untuk memuat 6.000 truk.

Pernyataan ini muncul sehari setelah PBB dan para ahli internasional secara resmi menyatakan terjadinya kelaparan luas di Gaza, yang merupakan pengumuman pertama mengenai kelaparan di kawasan Timur Tengah.

Dalam pernyataan bersama dari Jenewa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) memperingatkan bahwa lebih dari setengah juta orang di Jalur Gaza terjebak dalam kondisi kelaparan.

Lembaga-lembaga tersebut mendesak Israel agar memastikan penyaluran makanan dan pasokan medis tanpa hambatan guna menekan jumlah kematian akibat kelaparan dan malnutrisi.

Kondisi kelaparan di Gaza semakin memburuk, dengan jumlah korban meninggal akibat malnutrisi sejak Oktober 2023 meningkat menjadi 272 jiwa, termasuk 113 anak.

Blokade Israel terhadap Jalur Gaza kian diperketat dengan menutup jalur masuk bagi truk-truk bantuan yang menumpuk di perbatasan, di tengah gempuran udara yang terus menghantam seluruh wilayah Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023, agresi ini telah menyebabkan 62.263 orang gugur dan 157.365 lainnya luka-luka, menciptakan bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga:  UNRWA: Kelaparan di Gaza Dipicu Upaya Gantikan Sistem Bantuan PBB