Petugas UNRWA saat sedang bekerja di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 3 August 2025 13:42
Gaza: Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menyebut kelaparan yang melanda Jalur Gaza sebagai dampak langsung dari upaya terkoordinasi Israel untuk menggantikan sistem bantuan PBB dengan mekanisme lain yang dinilai bermuatan politis.
Melalui pernyataan di platform X, Lazzarini menegaskan bahwa kondisi kemanusiaan di Gaza memburuk drastis setelah Israel mencegah UNRWA mengirimkan bantuan selama lebih dari lima bulan terakhir.
Menurut dia, dikutip dari Gulf Times, Minggu, 3 Agustus 2025, pelemahan terhadap UNRWA bukan disebabkan tuduhan penyaluran bantuan ke kelompok bersenjata, melainkan bagian dari kebijakan sistematis untuk memberi tekanan kolektif terhadap warga Palestina di Gaza.
Dalam pernyataan resmi pada Jumat lalu, UNRWA mengungkapkan bahwa terdapat lebih dari 6.000 truk bermuatan bantuan yang tertahan di luar perbatasan Gaza, menunggu izin masuk. Lembaga tersebut menekankan pentingnya penyaluran bantuan melalui jalur darat dibanding lewat udara.
Sementara itu, Dana Anak-anak PBB (Unicef) menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait meningkatnya jumlah anak-anak yang meninggal akibat kelaparan dan kondisi kemanusiaan yang terus memburuk sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023.
Wakil Direktur Eksekutif Unicef, Ted Chaiban, mengatakan dalam konferensi pers usai kunjungan ke Timur Tengah bahwa penderitaan di Gaza tidak tergambarkan sepenuhnya dalam pemberitaan.
“Tanda-tanda kelaparan dan penderitaan mendalam terlihat jelas di wajah anak-anak dan keluarga mereka,” ujar dia.
Chaiban menyebut situasi di Gaza sebagai “tidak manusiawi”, dan menegaskan perlunya gencatan senjata berkelanjutan serta solusi politik jangka panjang.
Ia mencatat lebih dari 320.000 anak balita kini berisiko mengalami malnutrisi akut, dan lebih dari 18.000 anak telah tewas sejak konflik dimulai. Ia juga memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang bencana kelaparan, dengan satu dari tiga penduduknya tidak makan selama berhari-hari. Indeks malnutrisi akut global telah melampaui ambang batas kelaparan, yaitu 16,5 persen.
Unicef kembali mendesak dibukanya akses untuk minimal 500 truk bantuan per hari ke wilayah Gaza melalui semua jalur, baik bantuan kemanusiaan maupun komersial.
Pemerintah Palestina juga menyerukan bantuan mendesak dari komunitas internasional serta lembaga-lembaga kemanusiaan dan PBB untuk menekan Israel agar membuka kembali jalur penyeberangan ke Gaza dan mengizinkan masuknya ribuan truk bantuan yang saat ini tertahan di sekitar perbatasan.
Dalam pernyataan pada Sabtu, pemerintah menyebut tingkat kerawanan pangan di Gaza telah mencapai 100%, mengacu pada laporan lembaga-lembaga khusus PBB. Mereka juga menuduh penggunaan kelaparan sebagai “senjata perang” terhadap warga sipil dan menyebut situasi yang terjadi sebagai bagian dari “perang genosida."
Pemerintah Palestina menyerukan peningkatan pendanaan untuk memperluas operasi bantuan, seraya menyampaikan apresiasi atas upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kemanusiaan internasional.
Baca juga: UNRWA Kecam GHF sebagai ‘Tentara Bayaran’ dalam Distribusi Bantuan Gaza