Tim Trauma Healing Srikandi Semeru Polres Lumajang bermain bersama anak-anak pengungsi di Posko Pengungsian SDN 04 Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Jumat, 21 November 2025. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/foc.
Silvana Febiari • 21 November 2025 15:01
Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sebagian besar warga di Lumajang, Jawa Timur, yang sempat mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru telah berangsur kembali ke rumah masing-masing. Proses pemulangan warga berlangsung seiring dengan situasi di sejumlah wilayah terdampak yang berangsur membaik.
"Termasuk 187 pendaki Gunung Semeru yang sebelumnya dilaporkan berada di jalur Ranu Kumbolo juga telah berhasil turun dengan selamat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, dikutip dari Antara, Jumat, 21 November 2025.
Meski tidak merinci teknis kepulangan para pengungsi, Abdul menjelaskan bahwa data Pusat Pengendalian Operasi BNPB menunjukkan para warga yang kembali tersebut berasal dari sembilan titik pengungsian. Kesembilan lokasi itu sebelumnya menampung total 1.116 jiwa hingga pukul 19.30 WIB, Kamis malam, 20 November 2025.
Lokasi pengungsian itu antara lain berada di Rumah Kepala Desa Sumbermujur, Kantor Kecamatan Candipuro, Pom Mini Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojoyo, SDN Supit Urang 04, SDN Sumber Urip 02, Balai Desa Oro-oro Ombo, Masjid Nurul Jadid Desa Supit Urang, Bumdes Desa Sumber Urip, dan Masjid Oro-oro Ombo.
Abdul memastikan meski sebagian warga memilih kembali ke rumah,
pemerintah daerah melalui BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Lumajang bersama unsur terkait, termasuk BNPB, tetap menyalurkan layanan dasar bagi mereka. Upaya pemenuhan kebutuhan dilakukan dengan mendirikan dapur umum, mendistribusikan bantuan logistik dan peralatan seperti permakanan, terpal, selimut, hingga alat pelindung diri (APD).
BNPB juga terus memantau aktivitas vulkanik
Gunung Semeru bersama kementerian dan lembaga teknis. Pemantauan ini dilakukan untuk memastikan kondisi tetap aman bagi warga dan petugas di lapangan.
Suasana kawasan terdampak erupsi Gunung Semeru. Dokumentasi/ Istimewa.
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan Gunung Semeru meletus pada pukul 16.00 WIB, Rabu, 19 November 2025. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.
Dalam letusan itu, Gunung Semeru menghembuskan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak.Kkolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi terekam di seismogram pos pemantauan gunung api di Lumajang memiliki amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekitar 16 menit 40 detik.
Aktivitas erupsi Gunung Semeru dipastikan berakhir pada pukul 18.11 WIB. Namun, pemerintah daerah dan Badan Geologi masih menetapkan status Level IV atau Awas untuk mengantisipasi aktivitas lanjutan yang masih berpotensi terjadi. Hal ini sekaligus menjadi dasar ditetapkannya Status Tanggap Darurat Bencana Alam yang berlaku aktif hingga 26 November oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.