Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, bersama para pendaki di Ranu Pani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Kamis sore, 20 November 2025. Dokumentasi/ TNBTS
Daviq Umar Al Faruq • 21 November 2025 07:31
Malang: Aktivitas erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu sore, 19 November 2025, sempat memicu kekhawatiran soal keberadaan para pendaki di kawasan Ranu Kumbolo. Namun Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menegaskan tidak ada pendaki yang terjebak di lokasi tersebut.
Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, menyampaikan klarifikasi itu saat memantau kondisi Ranu Pani, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Kamis sore, 20 November 2025. Ia menegaskan informasi yang sempat beredar di masyarakat tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Yang saya klarifikasi berita-berita mengenai bahwa pendaki terjebak. Sebenarnya tidak ada pendaki terjebak ya. Karena sebenarnya memang pendaki seperti biasanya berada di Ranu Kumbolo dan karena ini ada aktivitas Gunung Semeru yang meningkat, kemudian mereka perlu dievakuasi untuk menjamin keselamatannya,” kata Rudijanta dalam keterangan pers dikutip Jumat, 21 November 2025.
Menurutnya, saat erupsi pertama terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, disusul peningkatan status dari Level III (Siaga) ke Level IV (
Awas) sekitar pukul 17.00 WIB, sebagian besar pendaki sudah tiba di kawasan Ranu Kumbolo. TNBTS bersama tim melakukan pemantauan ketat terhadap situasi dan perkembangan erupsi.
“Nah, saat itu pendaki yang memang sudah berjalan menuju Ranu Kumbolo, hampir semuanya pukul 17.00 WIB sudah sampai di Ranu Kumbolo,” kata Rudijanta.
Rudijanta menjelaskan, berdasarkan catatan aktivitas Semeru selama ini, material erupsi tidak pernah mencapai Ranu Kumbolo. Terlebih, arah luncuran dan sebaran material vulkanik saat erupsi mengarah ke sektor selatan dan tenggara, sementara
Ranu Kumbolo berada di sisi utara.
“Kalau melihat sejarahnya bahwa material erupsi itu tidak pernah mencapai Ranu Kumbolo dan berita terakhir, bahwa arah erupsi ke arah selatan dan tenggara, sementara Ranu Kumbolo berada di arah utara. Kita pastikan bahwa lokasi tersebut sebenarnya cukup aman,” jelas Rudijanta.
Dengan pertimbangan kondisi hari yang sudah sore dan
cuaca hujan yang kurang kondusif, para pendaki diminta tetap bermalam di Ranu Kumbolo. Mereka dievakuasi keesokan harinya.
“Sehingga kita minta pendaki tetap bermalam di Ranu Kumbolo, karena hari sudah sore, menjelang gelap, dan juga cuaca hujan yang memang kurang kondusif kalau dilanjutkan, dengan perjalanan kaki kembali ke Ranu Pani,” tambah Rudijanta.
Foto udara penampakan kawasan Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Jawa Timur. ANTARA/Irfan Sumanjaya/wpa
Proses evakuasi kemudian dilakukan pada Kamis pagi, 20 November 2025. Para pendaki diberangkatkan secara bertahap dari Ranu Kumbolo menuju Ranu Pani sejak pukul 07.00 WIB, dengan rombongan terakhir berangkat sekitar pukul 09.30 WIB.
“Saat ini keseluruhan pendaki maupun pemandu maupun ada petugas, dan juga para porter, yang total keseluruhan berjumlah 187 orang, sudah kesemuanya sampai di Ranu Pani. Terakhir, sampai pada pukul 14.30 WIB sore tadi, sehingga tidak ada lagi orang yang tertinggal di Ranu Kumbolo,” tegas Rudijanta.
Ia pun mengimbau masyarakat, khususnya calon pendaki dan wisatawan, untuk mematuhi seluruh rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait zona rawan bencana Gunung Semeru.
“Pada prinsipnya, kami juga menghimbau agar masyarakat menaati imbauan dari PVMBG tentang daerah-daerah yang rawan bencana, itu untuk menjamin keselamatan kita bersama,” pungkas Rudijanta.
Hingga Jumat pagi, 21 November 2025, seluruh aktivitas pendakian menuju Gunung Semeru masih ditutup sementara. Penutupan ini dilakukan sembari menunggu evaluasi lanjutan terkait aktivitas vulkanik gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.