Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin). Istimewa.
Arga Sumantri • 28 August 2025 19:06
Tangerang: Majelis Masyayikh terus memperkuat mutu pendidikan pesantren melalui penyelenggaraan pelatihan asesmen penjaminan mutu eksternal pendidikan pesantren jenjang pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen) pada 25–29 Agustus 2025 di Tangerang. Kegiatan ini bentuk dari upaya Majelis Masyayikh dalam melaksanakan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.
Ketua Majelis Masyayikh Abdul Ghaffar Rozin (Gus Rozin) menegaskan penilaian mutu pendidikan pesantren memiliki karakteristik berbeda dengan lembaga pendidikan umum.
"Pesantren tidak diukur dengan kemampuan kuantitatif semata. Pesantren boleh diukur, tetapi oleh orang-orang yang memahami pesantren itu sendiri, yang bisa menjiwai substansi dan spirit pengembangan keilmuan pesantren," ungkap Gus Rozin, Kamis, 28 Agustus 2025.
Gus Rozin menjelaskan, keberhasilan pendidikan pesantren tidak bersifat tunggal atau berdasarkan standar yang ditetapkan negara seperti matematika atau fisika. Keberhasilan tersebut justru diukur dari capaian yang sedang dikembangkan oleh pesantren itu sendiri.
"Dikdasmen ini menyiapkan calon kader ulama. Pesantren harus semakin meneguhkan jati dirinya dengan kutubutturots dan dirasah islamiyah sebagai titik tumpu, sekaligus menjadi bekal untuk menjawab problematika kebangsaan," ujar Gus Rozin.
Ia juga menekankan hubungan antara asesor dan pesantren bukanlah relasi antara penilai dan yang dinilai. Asesor datang bukan untuk menghakimi, melainkan membantu pesantren memetakan potensi, kelebihan, dan kekurangan agar bisa diselesaikan bersama.
"Kita datang sebagai keluarga besar pesantren," tegas Gus Rozin.
| Baca juga: Puluhan Pesantren di Jawa Barat Terbitkan Piagam Kempek |