Ambruk Lagi, Rupiah Sore Ini Parkir di Level Rp16.408/USD

Rupiah. Foto: dok MI.

Ambruk Lagi, Rupiah Sore Ini Parkir di Level Rp16.408/USD

Husen Miftahudin • 11 March 2025 16:20

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Selasa, 11 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.408 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah 41 poin atau setara 0,25 persen dari posisi Rp16.367 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 41 poin, sebelumnya sempat melemah 75 poin di level Rp16.408 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.367," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp16.399 per USD. Rupiah turun 65 poin atau setara 0,40 persen dari Rp16.334 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.430 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 104 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.326 per USD.
 
Baca juga: Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.411 per USD


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Tarif Trump hingga melebarnya defisit anggaran


Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah hari ini imbas kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump telah mengguncang pasar di seluruh dunia. Trump memberlakukan dan kemudian menunda tarif pada pemasok minyak terbesar negaranya, Kanada dan Meksiko, sementara juga menaikkan bea atas barang-barang Tiongkok.

Tiongkok dan Kanada telah menanggapi dengan tarif mereka sendiri. Selama akhir pekan, Trump mengatakan periode transisi bagi ekonomi kemungkinan besar terjadi tetapi menolak untuk memprediksi apakah AS dapat menghadapi resesi di tengah kekhawatiran pasar saham tentang tindakan tarifnya.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan risiko ekonomi meningkat untuk Meksiko, Kanada, dan AS ketika bisnis dan pembuat kebijakan bergulat dengan ketidakpastian yang berasal dari implementasi kacau tarif Trump. Kekhawatiran inflasi di AS, yang sudah meningkat, telah memburuk, sehingga semakin mungkin bahwa Federal Reserve akan menunda penyesuaian kebijakan dalam waktu dekat.

"Pada saat yang sama, kemungkinan resesi tumbuh di ketiga negara. Meskipun meningkatkan ketegangan perdagangan, Trump telah menghindari membuat prediksi tentang apakah AS dapat menghadapi resesi pada 2025," papar Ibrahim.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc. memproyeksikan defisit APBN akan semakin melebar dan mendekati batasnya, yakni 2,9 persen pada 2025. Selain itu, Goldman Sachs menurunkan peringkat obligasi negara tenor 10 dan 20 tahun menjadi neutral, serta menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Melebarnya defisit APBN 2025 dinilai sebagai dampak dari belanja jumbo untuk program seperti makan bergizi gratis (MBG), realokasi anggaran, pembentukan BPI Danantara, hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) melalui penerbitan SBN Perumahan.

Risiko fiskal Indonesia menjadi alasan utama bank raksasa tersebut menurunkan proyeksinya atas pasar modal Indonesia. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan pelemahan ekonomi domestik setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan serangkaian kebijakan fiskal.

"Alhasil, Goldman Sachs memproyeksikan defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 mencapai 2,9 persen. Proyeksi itu lebih lebar dari target pemerintah, yakni defisit 2,53 persen. Proyeksi 2,9 persen dari Goldman Sachs mendekati batas maksimal defisit APBN yang ditetapkan pemerintah, yakni 3,0 persen."

Melihat berbagai perkembangan tersebut Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.

"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.390 per USD hingga Rp16.460 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)