Truk bantuan kemanusiaan bertolak menuju Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 17 February 2025 15:11
Gaza: Kantor Media Gaza melaporkan bahwa jumlah truk bantuan kemanusiaan yang berhasil memasuki Jalur Gaza dalam dua hari terakhir tidak melebihi 30 persen dari volume yang seharusnya datang per hari. Hal ini dikaitkan dengan pembatasan yang dilakukan Israel terhadap pasokan bantuan kemanusiaan.
Melansir dari Anadolu Agency, Senin, 17 Februari 2025, Media Kantor Gaza melaporkan bahwa kurang dari 180 truk bantuan telah memasuki wilayah Gaza, jauh dari kuota harian 600 truk yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Kamis lalu, Kepala Kantor Media Gaza, Ismail Al-Thawabta, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Israel terus menghalangi masuknya bantuan esensial ke Gaza, yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata.
Di hari yang sama, Hamas menyatakan bahwa Mesir dan Qatar sedang berupaya menyelesaikan berbagai hambatan dalam implementasi kesepakatan tersebut. Hamas juga menegaskan kembali komitmennya untuk menjalankan perjanjian, termasuk pertukaran tahanan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
Para pejabat Palestina telah berulang kali mengeluhkan bahwa Israel tidak memenuhi bagian dari perjanjian yang mengharuskan peningkatan jumlah bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sebagai bentuk protes, Hamas sempat mengancam akan menunda pembebasan sandera, menuntut agar Israel terlebih dahulu memenuhi ketentuan kemanusiaan dalam kesepakatan.
Pada Sabtu kemarin , sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, membebaskan tiga sandera Israel sebagai bagian dari pertukaran tahanan tahap keenam yang berlangsung di bawah fase pertama gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari.
Hamas mengungkapkan bahwa terdapat empat pelanggaran utama yang dilakukan Israel dalam implementasi gencatan senjata, yakni pembunuhan terarah terhadap warga Palestina, penundaan pemulangan pengungsi ke Gaza utara, penghalangan distribusi bantuan esensial seperti tenda, bahan bakar, dan peralatan evakuasi jenazah dari reruntuhan, serta pembatasan bantuan medis yang sangat dibutuhkan untuk memulihkan sistem layanan kesehatan di Gaza.
Gencatan senjata ini menghentikan serangan Israel yang telah menewaskan hampir 48.300 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Perang genosida Israel ini juga telah menyebabkan kehancuran besar di wilayah Gaza. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Hamas Tuduh Israel Halangi Evakuasi Pasien dari Gaza