Ilustrasi. Foto: dok MI/Januari Hutabarat.
Ade Hapsari Lestarini • 25 August 2023 12:25
Jakarta: Hampir sebagian Indonesia sedang dilanda kekeringan akibat el nino. Kementerian Pertanian (Kementan) pun mengambil langkah mitigas untuk mengantisipasi hal tersebut.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan antisipasi tersebut dengan melakukan adaptasi dan migitasi.
"Prediksi BMKG el nino dimulai Juni, Juli lemah, Agustus-September meningkat kekuatannya, puncaknya agustus. September kekuatan turun menuju lemah, November lemah, akhir tahun menuju normal. Nah, pertanian mengandalkan pengairan atau irigasi dan membuat curah hujan berkurang signifikan, sehingga berpengaruh ke produktivitas," ujar dia, saat konferensi pers, Jumat, 25 Agustus 2023.
Dedi mengatakan, banyak pihak sudah beradaptasi dan memigitasi el nino, mulai dari Kementan, masyarakat, hingga aparat terkait. Menurut dia, Kementan saat ini sedang gencar menggaungkan gerakan nasional (gernas) el nino.
Baca juga: Perlu Upaya Bersama Antisipasi Dampak El Nino
"Ini ditujukan ke komoditas yang rentan terhadap kekeringan, terutama padi. Target kami ada 500 ribu hektare luas tambah tanam, dengan menghasilkan kurang lebih sekitar 2,5 juta ton gabah kering. Sehingga kalau dihasilkan 1,5 juta ton beras," jelas dia.
Menurut Dedi, antisipasi pemerintah yakni dengan melakukan penambahan luas tambah tanam, percepatan tanam, embung, pemanfaatan air tanah dan permukaan terutama sungai, yang kemudian disodet dan dibelokkan ke lahan pertanian.
"Di saat yang sama, kita juga melakukan pelatihan penganggulangan el nino secara massif dalam Training of Trainer (TOT) kepada dosen, guru, hingga penyuluh pertanian TOT," jelas dia.