Penyebab Harga Emas Melejit dan Proyeksi Hari Ini

Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com

Penyebab Harga Emas Melejit dan Proyeksi Hari Ini

Husen Miftahudin • 25 November 2025 10:25

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) terus menunjukkan kekuatan pada awal pekan ini, mencatat rebound signifikan setelah sebelumnya mengalami tekanan. Emas menguat tajam pada Senin, 24 November 2025 dengan kenaikan sekitar 0,80 persen, seiring meningkatnya keyakinan investor Federal Reserve (Fed) akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember. XAU/USD diperdagangkan mendekati USD4.100 setelah sempat menyentuh level terendah harian di kisaran USD4.040.
 
Penguatan lanjutan berlanjut pada sesi Asia Selasa, 25 November 2025 pagi, di mana harga emas mampu menarik pembeli hingga menyentuh kisaran USD4.140. Sentimen positif berasal dari meningkatnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed yang saat ini diperkirakan mencapai 80 persen, melonjak signifikan dari proyeksi 30 persen sebelum komentar pejabat The Fed pada awal pekan ini.
 
Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter ini memberikan dorongan kuat bagi emas, mengingat suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
 
Berdasarkan analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk menunjukan tren bullish semakin solid pada XAU/USD. Tekanan beli yang dominan menunjukkan minat pasar yang tinggi terhadap aset safe haven ini.
 
"Jika tekanan bullish berlanjut, XAU/USD berpotensi melanjutkan kenaikan menuju level resistance utama di USD4.208. Namun, jika harga gagal menembus zona tersebut dan terjadi koreksi, potensi penurunan terdekat berada di area support USD4.090," ungkap Andy dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 25 November 2025.
 
Dalam pandangannya, Andy menilai peluang kenaikan tetap lebih kuat selama harga bertahan di atas area psikologis USD4.090. Reaksi pasar terhadap data ekonomi AS yang dirilis malam nanti termasuk laporan ADP Payroll, Penjualan Ritel, dan Indeks Harga Produsen (PPI), diperkirakan akan menjadi pemicu volatilitas signifikan.
 

Baca juga: Harga Emas Dunia Kinclong Lagi


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Pejabat Fed dukung pemangkasan suku bunga

 
Sejumlah pejabat The Fed secara terbuka mengisyaratkan dukungan untuk pemangkasan suku bunga. Gubernur Fed Christopher Waller menyebut data pasar tenaga kerja menunjukkan kondisi yang cukup lemah untuk membenarkan pemangkasan suku bunga seperempat poin lagi pada pertemuan Desember.
 
Pandangan senada diungkapkan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang menekankan meningkatnya kerentanan pasar tenaga kerja sebagai alasan perlunya pelonggaran kebijakan.
 
Waller juga mengingatkan tindakan lebih lanjut pada Januari masih belum pasti dan bergantung pada perkembangan data ekonomi. Sikap ini memperkuat pandangan Fed mulai mendekati fase akhir siklus pengetatan, sehingga investor terus memposisikan diri pada aset emas.
 
Pelaku pasar saat ini menantikan hasil data ekonomi AS terbaru. Jika ADP Payroll, penjualan ritel, atau PPI mencatat hasil lebih kuat dari ekspektasi, dolar AS berpotensi menguat dan memberi tekanan pada emas dalam jangka pendek. Sebaliknya, hasil di bawah ekspektasi dapat mendorong emas kembali menguat menuju area target bullish.
 
Meskipun isu geopolitik masih berjalan termasuk rencana AS dan Ukraina terkait penyelesaian konflik dengan Rusia pasar emas tampaknya fokus pada kebijakan moneter sebagai katalis utama.
 
"Dengan kombinasi sentimen fundamental yang kuat dan struktur teknikal bullish, prediksi harga emas hari ini condong menguat, dengan peluang menuju area USD4.208 selama level USD4.090 tetap terjaga. Data ekonomi AS pada malam hari diperkirakan menjadi penentu arah jangka pendek berikutnya," papar Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)