19 November 1945: Pertempuran Pemuda Kolaka Melawan Tentara NICA

Kolaka: Tepat 80 tahun lalu atau pada 19 November 1945, peristiwa heroik terjadi di Kampung Sabilambo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Peristiwa itu tercatat sebagai salah satu momentum penting dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan di wilayah tersebut.

Berdasarkan informasi dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Kolaka, hari itu menjadi titik awal perlawanan besar pemuda dan rakyat Kolaka terhadap tentara Belanda yang tergabung dalam Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Dalam insiden tersebut, tiga tentara NICA berhasil ditangkap oleh pemuda Kolaka dan dijadikan tawanan perang.

Langkah ini kemudian dibawa ke meja perundingan antara Petor atau Kepala Pemerintahan Republik Indonesia Daerah Kolaka dengan komandan tentara sekutu. Pihak sekutu bahkan menyampaikan salut atas sikap Pemerintah Republik Indonesia daerah setempat yang menyerahkan para tawanan tersebut secara terhormat.

Namun ketegangan meningkat setelah peristiwa itu. NICA mulai melakukan aksi represif di berbagai wilayah dengan membakar rumah penduduk dan melakukan pembunuhan terhadap warga yang tidak bersalah. Meski demikian, penguasaan mereka hanya terbatas di pusat Kota Kolaka dan sekitarnya. Di pedalaman, bendera Merah Putih tetap berkibar sebagai simbol perlawanan rakyat.

Pendudukan NICA memaksa Kepala Pemerintahan Republik Indonesia Daerah Kolaka bergerilya ke wilayah hutan. Sementara itu, para pemuda yang tergabung dalam Pemuda Keamanan Rakyat (PKR), bersama masyarakat, terus melakukan serangan dan perlawanan terhadap pasukan Belanda.

Catatan sejarah menunjukkan bahwa sejak 19 November 1945 hingga September 1949, terjadi sedikitnya 24 kali pertempuran antara PKR dan NICA di wilayah Kolaka dan sekitarnya. Rangkaian pertempuran ini menjadi bagian penting dari jejak perjuangan rakyat Kolaka dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia setelah Proklamasi 1945.