Muhammadiyah. Foto: Muhammadiyah.or.id.
Lukman Diah Sari • 18 November 2025 08:05
Yogyakarta: Tepat 113 tahun lalu atau pada 18 November 1912, organisasi Muhammadiyah lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta. Melansir laman resmi Muhammadiyah, organisasi ini didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan, dengan semangat pembaruan (tajdid) dan dakwah sosial yang menjunjung Islam “berkemajuan”.
Awal mula Muhammadiyah berkaitan erat dengan pendirian Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah, sekolah dasar agama yang didirikan oleh Ahmad Dahlan di rumahnya sendiri. Jumlah murid pada awal pendirian hanya sembilan orang, dan sekolah ini dibiayai dari harta pribadi Ahmad Dahlan tanpa bantuan luar.
Dorongan dari santri dan murid-muridnya mendorong Ahmad Dahlan membentuk sebuah organisasi agar sekolah bisa berkelanjutan. Nama “Muhammadiyah” dipilih dengan harapan agar anggota organisasi dapat meneladani Nabi Muhammad SAW.
KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Persyarikatan Muhammadiyah. | DOK MUHAMMADIYAH
Mendapat Pengakuan Resmi
Muhammadiyah mendapat pengakuan sebagai badan hukum dari Pemerintah Hindia Belanda melalui keputusan (Besluit) pada 22 Agustus 1914. Meskipun pada masa awal organisasi dibatasi aktivitasnya oleh pemerintah kolonial, Ahmad Dahlan tetap aktif menyebarkan visi Islam moderat dan membangun jaringan ke seluruh Nusantara.
Ideologi: Dakwah, Tajdid, dan Islam Berkemajuan
Melansir laman resmi, Muhammadiyah mengusung tiga pilar utama: dakwah, tajdid (pembaruan), dan Islam berkemajuan.
- Dakwah: menyebarkan Islam yang bermanfaat dan berkeunggulan.
- Tajdid: memperbarui pemikiran keislaman agar sejalan dengan sains dan perkembangan zaman.
- Islam Berkemajuan: Muhammadiyah menekankan Islam moderat (wasathiyah), berorientasi pada kemajuan sosial-ekonomi umat dan bangsa.
Teologi Al-Ma’un dan Amal Sosial
Salah satu akar pemikiran sosial Muhammadiyah berasal dari surat Al-Ma’un. Ahmad Dahlan mengajarkan agar santrinya tidak hanya menghafal ayat, tetapi juga mengamalkan maknanya dengan berbagi dan peduli terhadap orang miskin. Praktek ini kemudian melahirkan gerakan sosial seperti klinik, panti asuhan, dan organisasi Penolong Kesengsaraan Umum (PKO).
Sebagai organisasi sosial-keagamaan, Muhammadiyah sejak awal bergerak dalam ranah:
- Pendidikan: mendirikan sekolah dari dasar hingga universitas.
- Kesehatan: membuka klinik dan rumah sakit.
- Pemberdayaan masyarakat: terutama melalui amal sosial, filantropi, dan respon terhadap bencana.
Ideologi Muhammadiyah adalah Islam Berkemajuan berpandangan wasathiyah. Sejak awal mula Muhammadiyah berdiri, KH. Ahmad Dahlan telah menekankan pentingnya Islam yang “
kemadjoean”.
Secara ringkas makna Islam Berkemajuan adalah bahwa gerakan Islam yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah tidak berpuas diri dengan keberhasilan dalam melakukan peneguhan dan pengayaan ajaran akidah, ibadah, dan akhlak. Tapi juga melakukan pembaruan dalam mu’amalah duniawiyah yang berdampak luas pada umat manusia