PM Israel Benjamin Netanyahu. (ATEF SAFADI/EPA-EFE)
Willy Haryono • 14 May 2025 07:00
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "tidak mungkin" Israel akan menghentikan perang di Gaza, bahkan jika kesepakatan dicapai untuk membebaskan lebih banyak sandera.
Komentarnya diyakini akan mempersulit pembicaraan tentang gencatan senjata baru yang tampaknya mendapatkan momentum setelah kelompok pejuang Palestina Hamas membebaskan sandera Amerika Serikat terakhir yang masih hidup pada Senin lalu sebagai isyarat kepada Presiden Donald Trump, yang mengunjungi wilayah tersebut tetapi melewatkan Israel.
Pernyataan ini juga berpotensi memperlebar keretakan antara Netanyahu dan Trump, yang telah menyatakan harapan bahwa pembebasan tentara Israel-Amerika Edan Alexander pada Senin lalu akan menjadi langkah menuju berakhirnya perang di Gaza selama 19 bulan.
Dalam komentar yang dirilis kantornya pada Selasa, Netanyahu mengatakan pasukan Israel akan memasuki Gaza “dengan kekuatan besar untuk menyelesaikan misi, dan Itu berarti menghancurkan Hamas.”
Setiap kesepakatan gencatan senjata yang dicapai akan bersifat sementara, kata Netanyahu. Jika Hamas mengatakan mereka akan membebaskan lebih banyak sandera, “kami akan menerima mereka, dan kemudian kami akan masuk (ke Gaza). Tetapi tidak akan ada cara bagi kami untuk menghentikan perang,” kata Netanyahu.
“Kami dapat melakukan gencatan senjata untuk jangka waktu tertentu, tetapi kami akan berperang hingga akhir,” sambungnya, dikutip dari Washington Times, Rabu, 14 Mei 2025.
Hamas mengatakan mereka hanya akan membebaskan sandera yang tersisa dengan imbalan lebih banyak tahanan Palestina, gencatan senjata yang langgeng, dan penarikan Israel dari Gaza. Perselisihan tentang apakah akan mengakhiri konflik telah menjadi hambatan utama dalam negosiasi yang telah berlangsung lebih dari setahun.
Israel mengatakan 58 sandera masih ditawan, dengan 23 di antaranya dikatakan masih hidup, meski pihak berwenang telah menyatakan kekhawatiran tentang kondisi tiga di antaranya.
Banyak dari 250 sandera yang ditawan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 telah dibebaskan melalui kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Sekjen PBB Apresiasi Pembebasan Sandera AS-Israel oleh Hamas