#OnThisDay 1 Oktober: Tragedi Bom Bali II 2005 Malam Minggu Kelabu di Jimbaran dan Kuta

Raja's Bar salag satu lokasi ledakan Bom Bali II pada 1 Oktober 2005. Dok.Metro TV

#OnThisDay 1 Oktober: Tragedi Bom Bali II 2005 Malam Minggu Kelabu di Jimbaran dan Kuta

Whisnu Mardiansyah • 1 October 2025 06:30

Jakarta: Pulau Dewata kembali berduka tiga tahun setelah tragedi Bom Bali 2002. Pada Sabtu malam, 1 Oktober 2005, serangkaian ledakan bom bunuh diri kembali mengguncang kawasan pariwisata Bali di kawasan Jimbaran dan Kuta.

Peristiwa yang dikenal sebagai Bom Bali II ini mempertegas ancaman jaringan teroris yang masih aktif. Serangan teror tersebut menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 orang, di mana mayoritas korbannya merupakan wisatawan asing.

Kronologi kejadian dimulai sekitar pukul 18.50 Wita. Suasana tenang di dua kafe seafood Jimbaran, yaitu Nyoman Cafe dan Menaga Cafe, serta Raja's Bar di Kuta, berubah menjadi hiruk-pikuk kepanikan. Tiga pelaku bom bunuh diri meledakkan bom dalam tas ransel mereka hampir bersamaan. Ledakan-ledakan itu menyebabkan kepanikan massal di antara para pengunjung.

Di kafe Jimbaran, dua pelaku meledakkan diri di tengah para pengunjung yang sedang menikmati hidangan. Kondisi area yang terbuka menyebabkan serpihan bom menyebar luas dan memperbanyak jumlah korban.

Sementara itu di Kuta, pelaku ketiga meledakkan bom di dalam Raja's Bar yang penuh sesak pengunjung saat itu. Ledakan dalam ruang tertutup itu mengakibatkan kerusakan parah dan menambah panjang daftar korban jiwa.

Tim darurat yang terdiri dari polisi, medis, dan relawan segera berdatangan ke lokasi kejadian. Rumah sakit di sekitar lokasi pun kewalahan menangani korban luka bakar dan trauma ledakan yang berjatuhan.

Baca: #OnThis Day 30 September: Meletusnya Tragedi Pemberontakan G30S PKI

Proses pengungkapan kasus ini berjalan relatif cepat berkat kerja sama intelijen. Tim Densus 88 Antiteror mengambil alih penyelidikan dan berhasil menangkap sejumlah tersangka kunci dalam beberapa pekan.

Melalui pemeriksaan DNA dan keterangan saksi, identitas ketiga pelaku bom bunuh diri akhirnya terungkap. Mereka adalah Iqbal di Raja's Bar, serta Abdurrahman dan Hendra yang beraksi di kafe Jimbaran.

Penyelidikan mengungkap keterlibatan dua buronan paling dicari saat itu, yaitu Dr Azahari Husin dan Noordin M Top. Noordin berperan sebagai otak perekrutan dan pendanaan, sedangkan Azahari merupakan ahli yang merakit bom improvised explosive device (IED) berbahannya TNT.

Penangkapan terhadap Mohammad Cholily dan Dani Dwi Permana yang gagal meledakkan diri berhasil membongkar mata rantai operasi. Keterangan mereka mengonfirmasi peran sentral Azahari dan Noordin dalam jaringan teroris ini.

Pada Rabu, 9 November 2005, Dr Azahari Husin berhasil dikepung dan tewas dalam penyergapan Densus 88 di Batu, Malang. Bukti-bukti kuat seperti bom rakitan dan dokumen ditemukan di rumah persembunyiannya.

Motif serangan ini terungkap untuk meneror simbol "musuh-musuh Islam" yang diwakili wisatawan asing. Pelaku juga ingin membalas kematian para terpidana Bom Bali 2005 yang mereka anggap sebagai pahlawan.

Meski otak utamanya, Noordin M Top, baru tewas pada Kamis, 17 September 2009 di Solo, para pelaku lapangan telah diadili. Mohammad Cholily dan Dani Dwi Permana divonis hukuman penjara seumur hidup, sementara para pendukung seperti Sepatono juga dihukum berat.

Peristiwa Bom Bali II 2005 menjadi catatan kelam tentang kegigihan jaringan teroris. Namun, di sisi lain, pengungkapan kasus ini juga membuktikan peningkatan kapasitas badan antiteror Indonesia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)