Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 26 September 2025 10:10
New York: Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Kamis, 25 September 2025 menegaskan bahwa Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan Palestina di masa depan, sekaligus mengutuk antisemitisme. Ia menyerukan dukungan penuh masyarakat internasional bagi terwujudnya negara Palestina di tengah ancaman aneksasi Israel.
“Hamas tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan. Hamas dan faksi lain harus menyerahkan senjata mereka kepada Otoritas Nasional Palestina,” kata Abbas dalam pidato melalui video di Sidang Majelis Umum PBB. Pernyataan itu disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi.
Abbas menggunakan nada moderat dengan langsung menyinggung kekhawatiran utama Israel dan Amerika Serikat, terutama terkait peran Hamas yang berbasis di Gaza dan menjadi rival utama gerakan Fatah.
Dalam pidatonya, Abbas menjauhkan diri dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serangan paling mematikan terhadap Israel serta menolak tudingan bahwa rakyat Palestina menyangkal hak-hak Yahudi.
“Meski rakyat kami telah banyak menderita, kami menolak apa yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober, aksi yang menargetkan warga sipil Israel dan menyandera mereka karena tindakan itu tidak mewakili rakyat Palestina maupun perjuangan mereka untuk kebebasan dan kemerdekaan,” ujarnya, seperti dikutip
RTHK News, Jumat, 26 September 2025.
Ia menambahkan, “Kami menolak menyamakan solidaritas terhadap perjuangan Palestina dengan antisemitisme, yang bertentangan dengan nilai dan prinsip kami.”
Abbas juga menyebut hampir dua tahun serangan Israel di Gaza sebagai “salah satu babak paling mengerikan dalam tragedi kemanusiaan abad ke-20 dan 21,” dengan implikasi menempatkannya sejajar dengan tragedi Holocaust.
Sebagai langkah sementara, Abbas mengusulkan pembentukan komite interim yang dipimpin Otoritas Nasional Palestina untuk mengelola Gaza, wilayah yang sejak 2007 berada di bawah kendali Hamas.