Warga Hong Kong lakukan panic buying jelang Topan Super Ragasa. Foto: South China Morning Post
Hong Kong: Warga Hong Kong berbondong-bondong ke pasar basah dan supermarket untuk membeli makanan dan kebutuhan lainnya pada Senin 22 September 2025 menjelang Topan Super Ragasa yang mendekat dengan cepat. Seorang pembeli membandingkan kesibukan tersebut dengan yang terlihat selama Tahun Baru Imlek.
Beberapa pembeli memborong persediaan kebutuhan pokok selama seminggu seperti makanan panggang dan sayuran segar serta selotip untuk mengamankan jendela mereka setelah Observatorium Hong Kong memperingatkan bahwa badai tersebut akan berdampak parah di kota tersebut dalam dua hari ke depan.
Di sebuah toko roti, yang terletak di ruang makan bawah tanah Sogo Department Store di Causeway Bay, lebih dari 100 pembeli mengantre di kasir. Di daerah Sai Wan Ho yang padat penduduk, beberapa pembeli mengatakan kepada Post bahwa hari itu adalah salah satu hari tersibuk yang pernah mereka lihat.
“Anda hanya melihat orang sebanyak ini terkadang selama Tahun Baru Imlek,” kata Anny Pang, 67 tahun, sambil menyeka keringat di dahinya setelah berbelanja di Mr Fresh di Shing On Street, seperti dikutip
The South China Morning Post, Rabu 24 September 2025.
Pang membeli lebih dari 1 kg sayuran segar, termasuk dua kubis, lima buah naga, dan empat jeruk. Ia mengatakan stoknya akan cukup hingga akhir pekan.
Video daring menunjukkan ombak menerjang pintu kaca Fullerton Hotel Ocean Park di Aberdeen, menyapu staf dan membanjiri lobi.
Seorang reporter
The South China Morning Post kemudian melihat staf hotel membersihkan puing-puing, mengepel air, dan menyapu dahan-dahan pohon di luar.
Pihak hotel menyatakan tidak ada laporan cedera dan layanan tidak terpengaruh, seraya menambahkan bahwa para tamu dapat melanjutkan proses check-in.
Daryl Ng Win-kong, ketua Sino Group, yang mengelola hotel tersebut, memeriksa pekerjaan pembersihan. “Rekan-rekan hotel saya yang bekerja semalaman di tengah topan adalah pahlawan sejati saya yang tak dikenal. Kami akan membangun kembali dan kembali dengan lebih kuat,” ujar Daryl.
Di Heng Fa Chuen, sebuah perumahan pribadi di pesisir timur, beberapa warga melihat unit pendingin udara mereka terlepas akibat angin dan dibiarkan menggantung di luar jendela dengan berbahaya.
Seorang reporter Post menemukan puing-puing unit pendingin udara tergeletak di tanah di luar sebuah gedung.
“Unit AC di luar (jendela saya) mengeluarkan suara keras di malam hari. Saya pikir itu angin, sampai saya melihatnya (lepas) pukul 7.00 pagi. Saya sangat takut dan khawatir unit itu akan jatuh dan menimpa seseorang,” ujar Dennis Yim, 44 tahun, seorang warga yang telah tinggal di perumahan tersebut selama tiga tahun.
“Anginnya terlalu kencang manajer properti memberi tahu saya bahwa saya bukan satu-satunya kasus di perumahan ini,” ungkap Dennis.
Ia menambahkan bahwa petugas pemadam kebakaran datang dua jam kemudian dan memindahkan unit tersebut.
Angin kencang juga menumbangkan beberapa pohon dan merobohkan tiang lampu di perumahan tersebut. Hingga siang hari, lebih dari 800 orang mengungsi di tempat penampungan sementara yang didirikan di seluruh kota oleh Departemen Dalam Negeri.