Rupiah. Foto: Metrotvnews.com/Husen.
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penurunan, di tengah sentimen pasar keuangan Indonesia yang mencerna keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan pengenaan tarif impor barang dari Indonesia sebesar 32 persen.
Mengutip data Bloomberg, Selasa, 8 Juli 2025, rupiah hingga pukul 09.54 WIB berada di level Rp16.241,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah tipis dua poin atau setara 0,01 persen dari Rp16.239,5 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.232 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan melemah.
"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.230 per USD hingga Rp16.280 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
Cadangan devisa RI naik jadi USD152,6 miliar
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap posisi cadangan devisa Indonesia yang pada akhir Juni 2025 mencapai USD152,6 miliar, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar USD152,5 miliar.
Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penerbitan global bond pemerintah, di tengah kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Bank Indonesia terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Indonesia kena tarif Trump 32%
Di samping itu, pergerakan rupiah juga akan dipengaruhi oleh pasar keuangan domestik yang mencerna keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akhirnya menetapkan pengenaan tarif impor barang dari Indonesia sebesar 32 persen. Angka ini tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan yang diumumkan Trump pada awal April 2025 lalu.
Dalam media sosialnya, Trump mengaku pengenaan tarif tersebut itu ia sampaikan dalam surat resmi kepada Presiden RI Prabowo Subianto. "Indonesia akan dikenakan tarif sebesar 32 persen," tulis Trump dikutip dari Xinhua.
Selain Indonesia, Trump juga mengirim surat pengenaan tarif impor barang ke AS kepada 13 pemimpin negara lainnya. Diantaranya Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Kazakhstan, Afrika Selatan, Myanmar, Laos, Tunisia, Bangladesh, Serbia, Bosnia dan Herzegovina (BiH), Kamboja, dan Thailand. Besarannya
tarifnya berbeda-beda, berkisar antara 25 persen hingga 40 persen dan akan dikenakan mulai 1 Agustus 2025.
Tarif untuk Malaysia, Kazakhstan, Korea Selatan, Jepang, dan Tunisia diberlakukan sebesar 25 persen. Sementara untuk Afrika Selatan dan BiH kena tarif 30 persen. Sedangkan Bangladesh serta Serbia akan dikenakan tarif sebesar 35 persen. Untuk Kamboja dan Thailand kena tarif 36 persen, dan untuk Laos serta Myanmar kena tarif sebanyak 40 persen.
Dalam surat yang hampir identik, Trump meminta para pemimpin negara-negara ini untuk memahami pengenaan tarif yang ia berlakukan. "Jumlah tarif ini jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk menghilangkan disparitas defisit perdagangan yang kami miliki dengan negara Anda," tulis Trump dalam Truth Social miliknya.