Ilustrasi. Foto: Dok istimewa
M Ilham Ramadhan Avisena • 21 May 2025 14:14
Jakarta: Lembaga Riset Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS) memperkirakan aksi mogok nasional yang dilakukan para pengemudi ojek daring pada Selasa, 20 Mei 2025 berpotensi menyebabkan hilangnya perputaran uang hingga Rp188 miliar dalam satu hari.
Estimasi itu dihitung dari potensi penurunan aktivitas sektor ride-hailing hingga 50 persen akibat aksi mogok serentak yang dilakukan di berbagai kota besar.
"Nilai transaksi harian sektor ride-hailing diperkirakan mencapai Rp375,89 miliar. Jika aktivitas turun separuh saja, artinya ada hampir Rp188 miliar yang tidak berputar dalam satu hari dan ini belum menghitung efek berantai ke sektor lainnya," ujar Peneliti IDEAS Muhammad Anwar melalui keterangannya, Rabu, 21 Mei 2025.
Sepanjang 2024, total Gross Transaction Value (GTV) dari layanan Gojek (GoRide, GoFood, GoSend) mencapai Rp63,04 triliun. Sementara itu, GTV Grab secara global (di enam negara Asia Tenggara) tercatat sebesar USD18,4 miliar atau Rp293 triliun (kurs Rp16.000 per USD).
"Jika diasumsikan kontribusi pasar Indonesia terhadap total GTV Grab global adalah sebesar 20 persen, maka estimasi GTV Grab Indonesia tahun 2024 adalah sekitar Rp58,75 triliun," ungkap Anwar.
Di luar dua pemain utama tersebut, terdapat sejumlah aplikasi ride-hailing lain seperti Maxim, inDrive, Anterin, Nujek, dan sebagainya. Dengan asumsi kontribusi aplikasi-aplikasi ini sekitar 10 persen dari total pasar, maka GTV kolektif mereka diperkirakan mencapai sekitar Rp13,53 triliun.
"Berdasarkan data tersebut, maka nilai total transaksi (GTV) industri ride-hailing di Indonesia tahun 2024 diperkirakan mencapai sekitar Rp135,32 triliun, atau jika diratakan menjadi Rp375,89 miliar per hari," kata Anwar.
Baca juga: |