Global Sumud Flotilla Serukan Dukungan Dunia usai Inggris Tolak Jaminan Keamanan

Global Sumud Flotilla, yang terdiri atas sekitar 20 kapal dengan delegasi dari 44 negara, akan mencoba menembus blokade Israel menuju Gaza. (Anadolu Agency)

Global Sumud Flotilla Serukan Dukungan Dunia usai Inggris Tolak Jaminan Keamanan

Willy Haryono • 6 September 2025 18:47

London: Sejumlah aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla dalam perjalanan ke Jalur Gaza kembali menyerukan perlindungan internasional setelah pemerintah Inggris menolak memberikan jaminan keamanan pada Sabtu, 6 September 2025.

Flotilla tersebut, yang berlayar menuju Jalur Gaza yang diblokade untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan, membawa puluhan relawan dari 44 negara, termasuk delegasi asal Inggris. Dua jurnalis Metro TV, Iqbal Himawan dan Yahdin Syafrizal juga ikut serta dalam rombongan.

Sebelumnya, para sukarelawan telah mendesak pemerintah Inggris untuk memberikan dukungan dan perlindungan jika mereka dicegat oleh pasukan Israel, sebagaimana terjadi pada dua misi flotilla sebelumnya, menurut harian The National yang berbasis di Skotlandia.

Namun, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Rabu lalu menyatakan pemerintah tidak akan memberikan perlindungan kepada warga negaranya yang ikut dalam misi tersebut.

Dalam pernyataan terbaru, penyelenggara flotilla mendesak pemerintah dunia, PBB, serta pengamat internasional untuk berdiri bersama mereka dan menjamin keselamatan perjalanan.

“Global Sumud Flotilla bersatu dalam misi kemanusiaan untuk menyalurkan makanan, air, dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan rakyat Palestina, yang kini menghadapi genosida, kelaparan, dan krisis kesehatan akibat pengepungan ilegal Israel di Gaza,” ujar juru bicara flotilla, dikutip dari Anadolu Agency.

Seruan terpisah yang ditandatangani lebih dari 140 anggota parlemen dari berbagai negara, namun tidak satupun dari Inggris, meminta dibukanya koridor kemanusiaan dan perlindungan bagi para relawan flotilla.

Seruan itu muncul ketika Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, bertekad melabeli relawan flotilla sebagai “teroris” serta menyita kapal mereka, menurut laporan media.

Dua misi flotilla sebelumnya, Madleen dan Handala, telah dicegat oleh pasukan Israel. Para relawan ditahan lalu dideportasi.

Patrick Harvie, juru bicara urusan luar negeri Partai Hijau Skotlandia, mengecam sikap pemerintah Inggris dan menyebutnya “memalukan.” Ia menegaskan bahwa Starmer memiliki “kewajiban moral dan hukum” untuk mendukung misi bantuan tersebut.

“Ini adalah kapal yang membawa susu bayi, popok, dan pasokan medis. Kegagalan untuk melindungi mereka akan mempermalukan negara kita selama beberapa generasi,” kata Harvie.

Baca juga:  Dubes RI di Tunisia Berdoa Bersama Relawan IGPC Jelang Pelayaran ke Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)