IHSG Anjlok Gegara Aksi Lepas Saham Investor Asing di Sektor Perbakan

Pergerakan harga saham yang jeblok. Foto: dok MI/Adam Dwi.

IHSG Anjlok Gegara Aksi Lepas Saham Investor Asing di Sektor Perbakan

Insi Nantika Jelita • 23 February 2025 15:02

Jakarta: Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae menyoroti kondisi penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan harga saham perbankan. Hal ini imbas dari aksi lepas saham investor asing dari sektor perbankan. 

Mengacu data RTI, pada Rabu (19/2) IHSG turun 78,685 poin atau setara 1,14 persen ke posisi 6.794. IHSG sempat berada di level terendah yaitu 6.773. Kemudian, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan nilai jual bersih (net sell) mencapai Rp11,68 triliun. 

"Ini tidak terlepas dari adanya aksi jual investor asing sesuai dengan risk appetite (risiko yang dihadapi perusahaan) yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal," ujar Dian dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 23 Februari 2025.

Faktor-faktor tersebut antara lain divergensi pertumbuhan ekonomi dunia yang dikatakan melambat dan ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut. Dian menuturkan penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS), serta dampak kebjiakan tarif menahan proses disinflasi di AS. Hal ini berdampak pada menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga acuan AS fed fund rate (FFR) yang lebih terbatas.

"Perkiraan sebelumnya bahwa penurunan suku bunga AS akan agresif ternyata dengan situasi terkini menjadi kurang agresif dan cenderung masih dalam level yang relatif tinggi," imbuhnya. 

Kemudian, penguatan mata uang dolar pascapemilu AS mempengaruhi pandangan investor terhadap aset-aset berdenominasi rupiah, termasuk saham-saham blue chip seperti saham perbankan.
 

Baca juga: Saham-saham AS Rugi Besar, Ini Pemicunya


(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
 

Penurunan daya beli masyarakat


Untuk faktor internal, lanjut Dian, yang mempengaruhi antara lain kondisi likuiditas pasar dalam menyikapi situasi perekonomian global dan domestik yang masih belum stabil serta penurunan daya beli masyarakat.

Kendati demikian, ia memperkirakan perbankan tetap optimis dengan fokus menguatkan kinerja fundamental yang solid dan tata kelola yang baik. Hal ini untuk menjaga kepercayaan investor, baik domestik maupun internasional. 

"Di 2025, OJK memperkirakan perbankan akan tetap melanjutkan tren positif, baik penghimpunan dana maupun penyaluran kredit dengan kredit diperkirakan dapat tumbuh dobel digit," ucap Dian. 

Dalam strategi pertumbuhan kredit, ia menyampaikan perbankan dapat melakukan diversifikasi portofolio kredit dan inovasi berbagai produk kreditnya sesuai dengan kebutuhan nasabah atau bahkan yang mendukung berbagai program pemerintah dengan tetap prudent serta melalui penguatan Risk Management.

OJK juga terus berkoordinasi dengan K/L lainnya dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga kestabilan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)