Israel Hanya Izinkan 109 Truk Bantuan Masuk Gaza, Sebagian Besar Dijarah

Warga beramai-ramai mengambil bantuan dari pusat distribusi di Gaza pada Selasa, 29 Juli 2025. (Anadolu Agency)

Israel Hanya Izinkan 109 Truk Bantuan Masuk Gaza, Sebagian Besar Dijarah

Willy Haryono • 30 July 2025 06:30

Gaza: Israel hanya mengizinkan 109 truk bantuan masuk ke Jalur Gaza pada Selasa, namun sebagian besar muatannya dijarah di tengah kekacauan keamanan yang terus memburuk, menurut laporan terbaru Kantor Media Pemerintah Gaza.

Dari enam operasi pengiriman bantuan melalui udara, empat di antaranya juga dilaporkan jatuh di wilayah berbahaya, sehingga tidak sampai ke tangan warga yang membutuhkan.

“Hari ini, 109 truk bantuan masuk ke Gaza, dan mayoritas dari mereka dijarah dan dirampok akibat kekacauan keamanan yang secara sistematis dan sengaja diciptakan oleh pendudukan Israel,” ujar kantor media Gaza dan dilansir Anadolu Agency, Rabu, 30 Juli 2025.

Pihaknya menuduh Israel sengaja mengacaukan distribusi bantuan dan membuat warga sipil kelaparan sebagai bagian dari strategi "rekayasa kekacauan."

Disebutkan pula bahwa pengiriman bantuan lewat udara justru berujung gagal.

“Empat dari enam airdrop mendarat di area yang berada di bawah kendali militer Israel atau di lingkungan yang telah diperintahkan untuk dievakuasi,” tambah pernyataan tersebut.

Menurut kantor media Gaza, siapa pun yang berada di area-area tersebut “berisiko langsung ditembak dan dibunuh,” sehingga pengiriman bantuan justru menjadi “tidak hanya sia-sia, tapi juga membahayakan bagi warga yang kelaparan.”

Gaza disebut memerlukan sedikitnya 600 truk bantuan dan bahan bakar setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan dasar warga sipil.

Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun. Sejak 2 Maret 2025, Israel menutup seluruh perlintasan dan menghalangi masuknya konvoi bantuan, meskipun ada tekanan internasional agar perbatasan kembali dibuka.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 147 orang meninggal karena kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 88 anak-anak.

Situasi ini terjadi saat Israel mengumumkan rencana untuk menghentikan pertempuran secara lokal dan sementara guna memungkinkan distribusi bantuan lewat koridor aman.

Namun, banyak pihak menilai langkah ini hanya upaya untuk mencuci tangan dari krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Sejak 7 Oktober 2023, militer Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti itu menghancurkan wilayah Gaza dan menyebabkan kelangkaan pangan yang ekstrem.

November tahun lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di Jalur Gaza.

Baca juga:  Donald Trump: Kelaparan di Gaza Nyata, Anak-Anak Terlihat Lapar

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)