Warga Kedungjati, Kabupaten Grobogan mencari air bersih di tempat cukup jauh hingga harus Polres turunkan petugas untuk membantu
Krisis Air Bersih, Warga Grobogan Berjalan 1 Km
Media Indonesia • 31 July 2025 11:51
Grobogan: Meskipun masih ada hujan di sejumlah daerah di Jawa Tengah, warga di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah mulai mengalami kesulitan air bersih. Sumber mata air mengering untuk memenuhi kebutuhan terpaksa mencari ke lokasi lebih jauh hingga satu kilometer dari desa.
Kekeringan mulai dirasakan warga Kampung Kramat, Desa Kedungjati, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan karena hampir satu bulan terakhir tidak turun hujan. Sehingga warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
"Sumber mata air sudah mulai mengering hingga ratusan keluarga harus antre untuk mendapatkan," ujar Marsinah, warga setempat.
Hal serupa juga diungkapkan Tohir, warga lainnya. Bahkan akibat kesulitan air bersih ini sebagian besar warga harus mencari ke lokasi sumber mata air yang lebih jauh hingga satu kilometer dari desa dengan memasuki kawasan hutan, hal ini juga terjadi gampur setiap tahun pada musim kemarau.
Perangkat Desa Kramat Solikin mengaku pada mtsim penghujan lalu sumber mata air di daerah ini cukup deras mengalir, namun ketika hujan satu bukan tidak turun volume berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan warga.
"Satu hari paling Ganta mendapatkan satu ember air bersih sehingga untuk memenuhi kebutuhan mulai mengajukan bantuan air bersih," imbuhnya.
| Baca: Kekeringan Melanda Pandeglang dan Ulu |
Sementara itu mengatasi kekeringan di belasan dusun di Desa Depok, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Kepala Desa Depok Budi Rahayu mengadakan koordinasi bersama Tim Pengabdi Universitas Indonesia (UI) dan perwakilan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk membahas persoalan tersebut.
"Hadil pertemuan tersebut, Tim Pengabdi UI dari Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial (DPIS) dan Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) bekerja sama dengan PT KAI membangun Sistem Pemanenan Air Hujan (SPAH) dengan memasang tiga tandon air," ujar Budi Rahayu.
Keberadaan tandon air itu, lanjut Budi Rahayu, tidak hanya untuk menampung air hujan sebagai tabungan saat menghadapi kekeringan dan kesulitan air bersih, tetapi juga untuk menampung air bersih bantuan yang disalurkan saat kondisi kemarau panjang. "Lokasi tandon ada di Masjid Nurul Huda," imbuhnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Wahyu Tri Darmawanto mengatakan musim kemarau tahun ini diperkirakan akan mulai berlangsung Agustus-Oktober mendatang. Sebagai antisipasi tersebut Pemerintah Kabupaten Grobogan mulai lakukan kesiagaan bencana kekeringan.
Selain melakukan pemetaan wilayah berpotensi kekeringan, juga menyiapkan cadangan air bantuan, karena diperkirakan ada ratusan desa berpotensi mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih, meskipun hingga saat ini belum ada permintaan bantuan air bersih tersebut.
"Kesulitan air bersih sudah mulai melanda sejumlah desa, meskipun diperkirakan tidak separah tahun-tahun sebelumnya karena saat ini tergolong kemarau basah," tuturnya.