Dolar Menguat saat Inflasi AS Terkerek Naik

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Dolar Menguat saat Inflasi AS Terkerek Naik

Husen Miftahudin • 16 July 2025 08:31

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat seiring laporan inflasi terbaru yang menunjukkan tanda-tanda tarif Presiden AS Donald Trump mulai berdampak pada harga-harga barang di dalam negeri dan membuat AS mengalami kenaikan inflasi.

Mengutip Xinhua, Rabu, 16 Juli 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,55 persen menjadi 98,616.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1603 dari USD1,1670 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3390 dari USD1,3428 pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 148,85 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,76 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,8018 franc Swiss dari 0,7979 franc Swiss.

Mata uang Negeri Paman Sam itu juga naik menjadi 1,3716 dolar Kanada dari 1,3700 dolar Kanada. Dolar AS juga menguat menjadi 9,7228 kronor Swedia dari 9,6099 kronor Swedia.
 

Baca juga: Gara-gara Tarif Trump, Inflasi AS Terkerek Naik Jadi 2,7% di Juni


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Inflasi AS terkerek naik jadi 2,7%


Adapun, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS tercatat sebesar 2,7 persen (yoy) pada Juni 2025. Angka ini naik dari Mei 2025 dengan tingkat inflasi sebesar 2,4 persen (yoy).

Ini menandai kenaikan terbesar sejak Februari. Angka IHK ini juga lebih tinggi dari ekspektasi umum dan laju rata-rata 2,4 persen dalam lima bulan pertama.

Inflasi inti, yang mengecualikan harga pangan dan energi yang fluktuatif dan dianggap sebagai indikator tekanan harga yang lebih akurat, juga naik menjadi 2,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan harga berbagai barang seperti kopi, peralatan audio, dan perabot rumah tangga mendorong laju inflasi lebih tinggi pada Juni, dengan kenaikan harga yang substansial pada barang-barang yang banyak diimpor.

Hal itu mendorong dolar dan imbal hasil obligasi lebih tinggi karena investor mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Para pedagang kini memperkirakan pelonggaran kebijakan The Fed sebesar sekitar 43 basis poin pada Desember, turun dari sedikit di atas 50 bps pada awal pekan.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap tinggi pada Rabu, dengan imbal hasil obligasi acuan 10-tahun mencapai level tertinggi satu bulan di 4,4950 persen.

Imbal hasil obligasi dua-tahun stabil di 3,9503%, setelah naik sekitar enam bps pada sesi sebelumnya. Hal ini membuat dolar AS tetap terdukung terhadap sekeranjang mata uang, karena nilainya mendekati level tertinggi satu bulan di 98,60.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)