Presiden Tiongkok Xi Jinping dan PM India Narendra Modi. (Prime Minister Office of India)
Muhammad Reyhansyah • 1 September 2025 11:38
Tianjin: Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat pada Minggu, 31 Agustus 2025 untuk menyelesaikan perbedaan terkait perbatasan serta memperkuat kerja sama menjelang pembukaan KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) di Tianjin.
Dikutip dari The Washington Times, Senin, 1 September 2025, kunjungan Modi ini merupakan yang pertama ke Tiongkok sejak hubungan kedua negara memburuk akibat bentrokan mematikan antara tentara India dan Tiongkok di perbatasan pada 2020.
Dalam pernyataan pembukaan, Modi menegaskan bahwa hubungan dengan Beijing kini bergerak ke arah yang lebih “bermakna.” Ia menekankan pentingnya menjaga “lingkungan damai di wilayah perbatasan” sebagai syarat kelanjutan pembangunan hubungan bilateral, menurut Kementerian Luar Negeri India.
Xi, melalui pernyataan yang disiarkan CCTV, mengatakan pertemuan Tianjin diharapkan dapat “lebih meningkatkan” dan “mendorong perkembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabil.”
Ia menegaskan bahwa isu perbatasan tidak boleh mendefinisikan keseluruhan hubungan Tiongkok-India. “Selama keduanya berkomitmen menjadi mitra, bukan rival, serta menawarkan peluang pembangunan, bukan ancaman, hubungan Tiongkok-India akan terus tumbuh dengan mantap,” ujar Xi.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga hadir di Tianjin pada Minggu dan dijadwalkan bertemu dengan Xi serta Modi dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya pada Agustus, diplomat senior Tiongkok Wang Yi berkunjung ke New Delhi. Kedua pihak saat itu menyatakan komitmen untuk melanjutkan pembicaraan perbatasan, kembali membuka penerbangan langsung, serta memulihkan penerbitan visa.
Kunjungan Wang bertepatan dengan keputusan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif 50 persen terhadap India atas pembelian minyak Rusia. Namun, proses rekonsiliasi India–Tiongkok disebut telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.
Modi menegaskan bahwa hubungan India dan Tiongkok harus dilihat sebagai hubungan dua negara berdaulat yang sama-sama menganut “otonomi strategis,” bukan melalui kacamata negara ketiga.
Tahun ini, kedua negara juga membahas pelonggaran pembatasan perdagangan dan mobilitas lintas perbatasan. Pada Juni lalu, Beijing kembali mengizinkan peziarah India mengunjungi situs suci di Tibet.
Baca juga: Menlu Wang Yi: Tiongkok dan India Seharusnya Jadi Mitra, Bukan Lawan