Ilustrasi pesawat Boeing Lion Air. Foto: dok Lion Air
Ade Hapsari Lestarini • 5 August 2025 13:08
San Francisco: Sekitar 3.200 pekerja serikat Boeing di negara bagian Missouri dan Illinois, AS, mogok kerja pada Senin setelah negosiasi kontrak dengan perusahaan tersebut gagal.
Langkah mogok ini diumumkan sebelumnya setelah anggota International Association of Machinists and Aerospace Workers (IAM) Distrik 837 memilih untuk menolak perjanjian kerja empat tahun yang dimodifikasi dengan Boeing.
Pemungutan suara ini menyusul penolakan bulat para anggota terhadap proposal Boeing sebelumnya pada 27 Juli karena perjanjian kerja resmi berakhir sebelum tengah malam.
Para pekerja tersebut bermarkas di fasilitas Boeing di St. Louis dan St. Charles, Missouri, serta Mascoutah, Illinois.
"Kami memastikan Boeing mendengar kekuatan kolektif para pekerja," kata Presiden IAM Internasional, Brian Bryant, dalam pernyataannya, dilansir Xinhua, Selasa, 5 Agustus 2025.
.jpg)
Boeing kecewa pekerja mogok
"Mereka berhak mendapatkan kontrak yang menjamin keamanan keluarga mereka dan mengakui keahlian mereka yang tak tertandingi," kata Wakil Presiden Umum IAM Wilayah Midwest, Sam Cicinelli.
"Solidaritas adalah kekuatan kita. Pemungutan suara ini menunjukkan ketika para pekerja bersatu, mereka dapat melawan keserakahan perusahaan dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri dan keluarga mereka," kata Wakil Presiden Umum Residen IAM, Jody Bennett.
Serikat pekerja IAM adalah salah satu serikat pekerja industri terbesar dan paling beragam di Amerika Utara, mewakili sekitar 600 ribu anggota aktif dan pensiunan di industri kedirgantaraan, pertahanan, maskapai penerbangan, kereta api, transportasi, perawatan kesehatan, otomotif, dan industri lainnya di seluruh Amerika Serikat dan Kanada.
Boeing menyatakan kekecewaannya atas pemungutan suara tersebut. Wakil presiden dan manajer umum Boeing Air Dominance, sekaligus eksekutif senior di lokasi St. Louis, Dan Gillian, mengatakan perusahaan kecewa karena karyawan menolak tawaran yang menawarkan pertumbuhan upah rata-rata sebesar 40 persen dan telah menyelesaikan masalah utama mereka terkait jadwal kerja alternatif.
"Boeing siap menghadapi pemogokan dan telah sepenuhnya menerapkan rencana kontingensi kami untuk memastikan tenaga kerja kami yang tidak mogok dapat terus mendukung pelanggan kami," tambah dia.