Serangan Israel merusak banyak sekolah dan universitas di Gaza. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 25 June 2025 12:23
Gaza: Pasukan Israel telah menewaskan 16.802 pelajar Palestina dan melukai lebih dari 26.000 lainnya di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki sejak Israel melancarkan perang genosida pada 7 Oktober 2023, kata Kementerian Pendidikan Palestina pada Selasa, 24 Juni.
Serangan Israel di Jalur Gaza telah menewaskan 15.553 pelajar pra-universitas dan melukai 23.411 orang, sementara di Tepi Barat, Israel telah menewaskan 103 mahasiswa, melukai 691 orang, dan menahan 361 lainnya, lapor pihak kementerian dan dikutip Anadolu Agency, Rabu, 25 Juni 2025.
Pernyataan tersebut juga mencantumkan jumlah pelajar yang tewas dalam serangan Israel, melaporkan bahwa 1.111 dari mereka kehilangan nyawa di Jalur Gaza, 2.317 terluka, dan banyak lainnya ditahan. Di Tepi Barat, 35 mahasiswa tewas, lebih dari 219 orang terluka, dan 399 orang ditahan.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa total 25.728 pelajar di Jalur Gaza dan sedikitnya 910 siswa di Tepi Barat telah terluka dalam serangan Israel.
Kementerian Pendidikan Palestina juga mengatakan bahwa di Gaza, 701 staf pendidikan pra-universitas tewas dan 3.015 terluka, sementara di Tepi Barat, empat staf tewas, 21 terluka dan 182 ditahan. Di universitas-universitas di Gaza, 221 staf tewas dan 1.416 terluka, dengan 17 ditahan di Tepi Barat.
Secara total, 926 staf pendidikan -- termasuk 705 dari sekolah pra-universitas -- tewas di Gaza dan Tepi Barat, dengan 4.452 terluka.
Mengenai serangan terhadap lembaga pendidikan, lebih dari 118 sekolah umum di Gaza hancur, 252 rusak parah, 91 dibom dan lebih dari 60 gedung universitas hancur total. Selain itu, 93 sekolah yang dikelola oleh badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dibom.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa pasukan Israel merusak 152 sekolah dan melakukan penggerebekan di delapan universitas di Tepi Barat.
Pihak kementerian juga menyoroti bahwa siswa di Jalur Gaza tidak dapat mengikuti ujian sekolah menengah atas, yang dimulai pada 21 Juni untuk siswa Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem, yang menandai kedua kalinya mereka tidak mengikuti ujian tersebut.
Baca juga: Militer Israel Tembaki Warga yang Antre Bantuan di Gaza, 25 Tewas