Suriah Sebut Normalisasi dengan Israel Bergantung pada Penarikan Pasukan

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa. (Anadolu Agency)

Suriah Sebut Normalisasi dengan Israel Bergantung pada Penarikan Pasukan

Willy Haryono • 12 November 2025 14:03

Damaskus: Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menegaskan bahwa normalisasi dan kesepakatan damai komprehensif dengan Israel hanya dapat tercapai jika pasukan Israel menarik diri sepenuhnya ke perbatasan yang berlaku sebelum 8 Desember.

Pernyataan ini disampaikan usai pertemuan bersejarahnya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih, yang menandai kunjungan pertama pemimpin Suriah dalam hampir 80 tahun terakhir.

Sharaa mengungkapkan bahwa perundingan langsung antara Suriah dan Israel telah menunjukkan "kemajuan yang signifikan", namun penarikan pasukan Israel tetap menjadi prasyarat utama.

Sharaa menekankan bahwa posisi ini didukung oleh Amerika Serikat dan beberapa mitra internasional lainnya. Pertemuan dengan Trump sendiri difokuskan pada upaya pencabutan sanksi Caesar yang diterapkan terhadap Suriah sejak 2019.

Dinamika perundingan

Presiden Suriah menuduh Israel masih menjalankan kebijakan ekspansionis dan menyebut bahwa negara tersebut telah melakukan lebih dari seribu serangan udara di wilayah Suriah sejak 8 Desember, bertepatan dengan saat mantan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia.

“Kami telah menahan diri di hadapan agresi ini untuk memprioritaskan upaya rekonstruksi Suriah,” jelas Sharaa menghadapi agresi tersebut, dikutip dari dikutip dari Yeni Safak, Rabu, 12 November 2025.

Pernyataan Sharaa ini mencerminkan perubahan dramatis dalam hubungan Suriah-AS, yang sebelumnya berada di titik terendah selama konflik sipil. Kunjungannya ke Gedung Putih tidak hanya simbolis tetapi juga menunjukkan potensi normalisasi hubungan bilateral, meski isu sanksi ekonomi masih menjadi hambatan serius bagi pemulihan ekonomi Suriah.

Implikasi bagi stabilitas regional

Kemajuan perundingan damai Suriah-Israel dapat menjadi katalisator bagi stabilitas kawasan Timur Tengah yang lebih luas. Jika kesepakatan tercapai, ini akan menjadi perjanjian damai pertama antara Israel dengan negara Arab sejak Perjanjian Abraham 2020.

Namun, tuntutan penarikan pasukan Israel ke garis perbatasan pra-8 Desember berpotensi memicu penolakan dari pihak-pihak hawkish dalam pemerintahan Israel.

Dengan dukungan AS yang jelas terhadap posisi Suriah, tekanan kini beralih kepada Israel untuk mempertimbangkan kompromi teritorial. Kesepakatan ini tidak hanya akan mengubah peta politik regional tetapi juga membuka babak baru dalam hubungan internasional Suriah, yang selama ini terisolasi akibat sanksi dan konflik internal. (Muhammad Adyatma Damardjati)

Baca juga:  Presiden Suriah Tolak Kesepakatan Normalisasi dengan Israel untuk Saat Ini

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)