Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli dan Ketua Umum PP FSP KEP KSPSI, Dedi Sudarajat di Munas III FSP KEP KSPSI di Kota Tangerang.
Hendrik Simorangkir • 12 November 2025 23:04
Tangerang: Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyoroti berbagai tantangan ketenagakerjaan Indonesia, mulai dari penegakan norma kerja, kesejahteraan, jaminan sosial, hingga hubungan industrial. Seluruh pihak termasuk buruh diminta bekerja sama menciptakan dunia kerja nasional yang kondusif dan produktif.
"Kita punya tantangan besar dalam penegakan norma kerja, jaminan sosial, dan kesejahteraan. Tapi kuncinya ada di hubungan industrial yang harmonis," ujar Yassierli di Tangerang, Rabu, 12 November 2025.
Yassierli menuturkan terdapat 17 ribu perjanjian kerja bersama dan lebih dari 40 ribu perjanjian kerja perusahaan yang tercatat di Kementerian Ketenagakerjaan. Pemerintah menargetkan jumlah tersebut terus meningkat agar semakin banyak pekerja mendapatkan perlindungan formal.
"Pemerintah bersama mediator dan para pihak terus berupaya mempercepat perjanjian kerja bersama. Pemerintah berkomitmen dalam memperkuat hubungan industrial, meningkatkan produktivitas kerja, dan memastikan perlindungan bagi seluruh pekerja," jelas Yassierli.

Ilustrasi pencari kerja. Foto: MI/Usman Iskandar.
Peningkatan produktivitas harus berjalan seiring dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). "Kami sudah memfasilitasi lebih dari 36 titik pelatihan K3 dan produktivitas di berbagai daerah, dengan kapasitas pelatihan 100 hingga 200 peserta per titik," terang Yassierli.
Saat ini terdapat sekitar 1.400 pengawas ketenagakerjaan yang harus mengawasi jutaan perusahaan dengan total pekerja mencapai 146 juta orang. "Maka dari itu saya berharap serikat pekerja untuk turut berperan aktif dalam memastikan kepatuhan norma kerja," kata Yassierli.
Sementara itu, Ketua Umum PP Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan KSPSI, Dedi Sudarajat, menyatakan kesiapan mendukung program K3 yang menjadi fokus Menaker. "K3 itu kan urusan nyawa manusia, kalau kita tidak care terhadap ini kan berbahaya," jelas Dedi.
Dedi menambahkan pihaknya siap bekerja sama dengan Kementerian Ketenagakerjaan dalam mendukung produktivitas dunia kerja nasional. "Program ini menyentuh langsung apa yang memang dibutuhkan buruh. Kita siap berkolaborasi dengan baik," kata Dedi.