Rusia Terbitkan Buku Sekolah, Jelaskan Mengapa Moskow ‘Terpaksa’ Menginvasi Ukraina

Personel militer Rusia berada di wilayah Rostov. (EPA)

Rusia Terbitkan Buku Sekolah, Jelaskan Mengapa Moskow ‘Terpaksa’ Menginvasi Ukraina

Willy Haryono • 28 January 2025 09:24

Moskow: Pemerintah Rusia telah menerbitkan sebuah buku pelajaran baru untuk semua sekolah di seantero negeri pada Senin kemarin, yang salah satu isinya menyamakan perang Rusia di Ukraina dengan perjuangan Uni Soviet melawan kelompok Nazi. Buku itu juga menjelaskan alasan mengapa Rusia “terpaksa” harus menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Presiden Vladimir Putin menggambarkan perang di Ukraina, yang secara resmi disebut Moskow sebagai "Operasi Militer Khusus,” sebagai pertarungan sulit tetapi perlu untuk melawan Ukraina yang didukung Barat dan NATO.

Ia mengatakan bahwa itu merupakan bagian dari pertempuran eksistensial melawan Barat yang disebutnya terus berusaha melemahkan serta memecah belah Rusia.

Sementara itu, Ukraina dan sekutu Barat mengatakan bahwa Rusia melancarkan perang brutal dan tidak beralasan pada 2022 hanya untuk mendapatkan wilayah baru.

Mengutip dari AsiaOne, Selasa, 28 Januari 2025, buku pelajaran baru berjudul “Sejarah Militer Rusia" terdiri dari tiga volume, dan disunting oleh Vladimir Medinsky, seorang ajudan Putin yang memimpin delegasi dialog damai yang berakhir gagal dengan Ukraina di tahun 2022.

Jilid ketiga dari seri buku pelajaran sekolah terbaru ini, yang kemungkinan akan dianggap sebagai propaganda oleh para pemimpin Ukraina, dirancang untuk diajarkan kepada anak-anak berusia 15 tahun ke atas.

Volume ketiga menjelaskan keyakinan Rusia atas awal dimulainya  perang di Ukraina serta bagaimana perang itu diperjuangkan, menyoroti apa yang dianggapnya sebagai insiden kepahlawanan di medan perang, dan menggambarkan bagaimana tentara Rusia modern terkadang menggunakan teknik yang digunakan oleh tentara Soviet selama Perang Dunia II.

'Operasi Militer Khusus'

Dalam bab berjudul "Profesionalisme, kegigihan, dan keberanian: Pasukan Rusia dalam Operasi Militer Khusus,” buku tersebut memberi tahu anak-anak sekolah bahwa Rusia “terpaksa” harus mengirim pasukannya ke Ukraina di tahun 2022.

Dikatakan bahwa Barat telah bertahun-tahun mengabaikan masalah keamanan Rusia — sebuah referensi untuk perluasan aliansi militer NATO ke arah timur, dan untuk apa yang digambarkan buku tersebut sebagai penggulingan presiden Ukraina yang pro-Rusia pada 2014, yang telah mengubah Ukraina menjadi "jembatan anti-Rusia yang agresif."

NATO dan Ukraina membantah pernah menjadi ancaman bagi Rusia.

Berbicara dalam konferensi pers media TASS untuk membahas buku baru tersebut, Ivan Basik, seorang sejarawan militer yang berafiliasi dengan tentara Rusia, mengatakan tindakan Barat dan Ukraina telah membuat perang menjadi “tak terelakkan."

"Tugas terpenting adalah menjelaskan kepada generasi muda, kepada anak-anak sekolah, sifat paksaan dari operasi militer khusus yang dilakukan Federasi Rusia," ucap Basik.

Perang Rusia-Ukraina belum juga berakhir hingga saat ini. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan 200 ribu personel penjaga perdamaian jika gencatan senjata akan diterapkan dalam perang melawan Rusia.

Baca juga:  Zelensky Sebut Putin Ingin ‘Memanipulasi' Trump Terkait Perang Ukraina

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)