Jelang Putusan Fed, Harga Emas Dunia Diramal Bakal Tembus Segini

Emas batangan. Foto: Unsplash.

Jelang Putusan Fed, Harga Emas Dunia Diramal Bakal Tembus Segini

Husen Miftahudin • 7 May 2025 10:52

Jakarta: Harga emas (XAUUSD) melonjak ke level tertinggi dua minggu pada Selasa, 6 Mei 2025, setelah pasar Tiongkok kembali beroperasi pascalibur panjang, sementara kekhawatiran terhadap arah kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) turut memperkuat permintaan terhadap aset safe haven.

Namun pada Rabu, 7 Mei 2025, XAU/USD kembali tergelincir di bawah level USD3.400 setelah pelaku pasar mencerna sinyal kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump yang dinilai ambigu, meskipun sebelumnya menunjukkan sinyal fleksibilitas.

Analis dari Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyampaikan, ketegangan geopolitik turut memberi pengaruh besar terhadap pergerakan harga logam mulia. Konflik terbaru antara India dan Pakistan menambah tekanan global, terutama setelah India meluncurkan serangan ke kamp teroris di wilayah Pakistan, yang kemudian direspons dengan peringatan keras oleh pemerintah Pakistan.

Andy menjelaskan secara teknikal, tren harga emas masih menunjukkan arah bullish. Pola candlestick yang terbentuk serta sinyal dari indikator Moving Average mendukung potensi penguatan lanjutan.

"Untuk jangka pendek, XAU/USD diperkirakan dapat naik ke level resistance di USD3.437, selama tekanan beli terus berlanjut. Namun jika terjadi pembalikan arah (reversal), maka potensi koreksi bisa membawa harga turun ke USD3.352 sebagai target support terdekat," ungkap Andy dikutip dari analisis hariannya, Rabu, 7 Mei 2025.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Menanti keputusan suku bunga Fed


Sementara dari sisi makroekonomi, investor menantikan keputusan suku bunga dari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Konsensus pasar memperkirakan suku bunga akan tetap ditahan, namun konferensi pers Ketua The Fed Jerome Powell akan menjadi kunci penggerak selanjutnya.

"Di sisi lain, pasar tampak kurang merespons pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang mengisyaratkan potensi kerja sama dagang dengan 17 negara," papar dia.

Dinamika pasar obligasi turut mendukung harga emas. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun tercatat turun lima basis poin menjadi 4,298 persen, sedangkan imbal hasil riil melalui TIPS juga menurun ke 2,038 persen. Penurunan imbal hasil ini meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.

Meski data ekonomi AS masih menunjukkan kekuatan seperti laporan ketenagakerjaan dan PMI Jasa ISM, fokus pasar saat ini lebih tertuju pada perkembangan geopolitik dan arah kebijakan moneter The Fed. Ketegangan global yang meluas, termasuk konflik Rusia-Ukraina, perang Israel-Hamas, hingga perseteruan India-Pakistan, menjadi latar belakang penting dalam pengambilan keputusan investor.

"Harga emas saat ini bergerak dalam ruang yang sensitif terhadap berita dan sentimen pasar. Dengan tren teknikal yang masih kuat dan kondisi geopolitik yang belum mereda, peluang tetap terbuka bagi pergerakan lanjutan. Bagi pelaku pasar, penting untuk mencermati level-level kunci dan menjaga disiplin dalam pengambilan keputusan," kata Andy mengingatkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)