Dibuka Menguat, Rupiah Bertahan di Rp16.700-an per USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.

Dibuka Menguat, Rupiah Bertahan di Rp16.700-an per USD

Eko Nordiansyah • 30 April 2025 09:51

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini kembali menguat. Rupiah mencoba mengambil momentum saat dolar AS tertahan.

Mengutip data Bloomberg, Rabu, 30 April 2025, rupiah hingga pukul 09.09 WIB berada di level Rp16.713 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 46 poin atau setara 0,27 persen dari Rp16.761 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara dari data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.714 per USD. Rupiah menguat sebanyak 40 poin atau setara 0,24 persen dari Rp16.758 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 

Baca juga: 

Daftar 11 Mata Uang di ASEAN Beserta Sejarahnya



(Ilustrasi rupiah. Foto: Dok MI)

Trump melunak soal tarif

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah didorong oleh sentimen Pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan Washington akan melunakkan dampak tarif otomotifnya dengan mengurangi beberapa bea yang dikenakan pada suku cadang asing di mobil yang diproduksi di dalam negeri.

"Penyesuaian tersebut berarti produsen mobil yang membayar tarif otomotif Trump akan dibebaskan dari bea tambahan, seperti pada baja dan aluminium," jelas Ibrahim.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan semua aspek Pemerintahan AS sedang berhubungan dengan Tiongkok dan terserah kepada Tiongkok untuk meredakan situasi. Hal ini terjadi setelah Beijing sebelumnya membantah adanya pembicaraan.

Sementara itu, para pembuat kebijakan Tiongkok berjanji untuk mendukung bisnis dan pekerja yang terkena tarif tinggi AS dan menyerukan persiapan untuk skenario terburuk. Namun, mereka tidak mengumumkan tindakan tambahan apa pun di luar apa yang diungkapkan dalam pertemuan kebijakan tahunan mereka pada Maret.

Pertumbuhan ekonomi RI diramal melambat

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 diperkirakan mengalami perlambatan, seiring belum optimalnya realisasi belanja negara yang seharusnya menjadi stimulus utama bagi perekonomian. Hingga Maret 2025, realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp620,3 triliun, hanya tumbuh 1,37 persen secara tahunan (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perlambatan ini terutama disebabkan oleh turunnya belanja pemerintah pusat sebesar 3,37 persen (yoy) menjadi Rp413,2 triliun. Kontraksi tersebut dipicu oleh penurunan belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar 11,75 persen (yoy) menjadi Rp217,1 triliun.

Rendahnya realisasi belanja negara memberi tekanan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025. Belanja pemerintah, khususnya belanja K/L, selama ini berperan penting sebagai penggerak utama aktivitas ekonomi melalui proyek pembangunan serta pengadaan barang dan jasa.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.700 per USD hingga Rp16.770 per USD," jelas Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)