Komentari Wacana Pasukan Asing, Hamas Tegaskan Mampu Amankan Wilayah Sendiri

Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Komentari Wacana Pasukan Asing, Hamas Tegaskan Mampu Amankan Wilayah Sendiri

Willy Haryono • 21 October 2025 19:44

Gaza: Palestina mampu menjaga keamanan wilayahnya sendiri, sementara pasukan asing hanya diperlukan untuk melindungi rakyat Palestina dari Israel, ujar Mousa Abu Marzouk, kepala departemen hubungan internasional kelompok pejuang Hamas kepada kantor berita RIA Novosti, Selasa, 21 Oktober 2025.

"Kami, rakyat Palestina, memiliki kemampuan untuk mengamankan keamanan kami sendiri. Sejak awal perjanjian, pasukan penegak hukum Jalur Gaza telah mulai mengejar para provokator kerusuhan dan menjaga keamanan di Jalur Gaza," ucap Marzouk ketika ditanya tentang kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian internasional di Gaza.

Ia menyebutkan bahwa fokus seharusnya diarahkan pada pembentukan pasukan internasional yang bertugas melindungi rakyat Palestina dari tindakan militer Israel.

“Kami akan mendukung solusi apa pun yang menjamin perlindungan rakyat kami,” tambah Marzouk.

Dikutip dari Antara, Marzouk mengatakan Hamas memiliki seluruh sarana yang diperlukan untuk menjaga keamanan internal. Ia menilai keberadaan militer Israel di Jalur Gaza merupakan hambatan utama bagi stabilitas di wilayah tersebut.

"Akar penyebab ketidakstabilan di Jalur Gaza adalah tentara Israel, dan penarikan penuhnya dari wilayah kantong tersebut sangat penting untuk menstabilkan situasi di Jalur Gaza dan memastikan keamanan yang berkelanjutan," ujarnya.

Sebelumnya pada Minggu, 19 Oktober, pasukan Israel menuduh Hamas menembakkan rudal anti-tank dan menembaki tentaranya di Jalur Gaza selatan, yang mereka sebut sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata. Militer Israel kemudian melancarkan serangan terhadap puluhan target Hamas di wilayah itu.

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 10 Oktober.

Pada 13 Oktober, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata Gaza.

Hamas membebaskan 20 sandera yang masih hidup yang ditahan sejak 7 Oktober 2023, sementara pihak Israel membebaskan 1.718 tahanan Palestina dari Gaza dan 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman jangka panjang.

Saat ini, Hamas sedang mengembalikan jenazah para sandera yang meninggal selama penahanan ke Israel.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Palestina berkewajiban untuk mengembalikan 28 jenazah yang tersisa. Sebanyak 12 jenazah telah diserahkan dan diidentifikasi sejauh ini.

Baca juga:  Serangan Israel Tewaskan Tiga Warga Gaza, Gencatan Senjata Fase Dua Terancam

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)