Asap hitam dari serangan udara Israel di Jalur Gaza. (Anadolu Agency)
Gaza: Tiga warga Palestina tewas akibat serangan Israel di dekat garis gencatan senjata di Gaza, Senin, 20 Oktober 2025. Insiden ini terjadi menjelang kedatangan utusan Amerika Serikat ke Israel untuk mendorong fase kedua rencana gencatan senjata yang mulai rapuh.
Mengutip dari Malay Mail, Selasa, 21 Oktober 2025, seorang pejabat Palestina yang terlibat perundingan menyebut mediator Arab dan AS akan meningkatkan upaya diplomasi setelah serangan udara pada akhir pekan lalu menewaskan sedikitnya 28 orang.
Respons Militer Israel
Militer Israel menyatakan serangan itu merupakan respon atas serangan kelompok bersenjata Palestina di Rafah,
Gaza selatan, yang menewaskan dua tentaranya. Israel menilai tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius oleh Hamas terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Meski kekerasan sempat meningkat, AS melalui utusannya Steve Witkoff dan Jared Kushner tetap berencana mendorong dimulainya tahap lanjutan kesepakatan damai. Wakil Presiden AS JD Vance juga dijadwalkan mengunjungi Israel hari ini.
Insiden di Tuffah
Insiden terbaru terjadi di wilayah Tuffah, Gaza City, sepanjang garis kuning, yaitu batas penarikan pasukan Israel dari kawasan padat penduduk. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan tiga warga tewas akibat tembakan tank Israel, sementara militer Israel mengklaim menembak militan yang melintasi batas tersebut.
Warga Gaza mengaku bingung mengenai lokasi pasti garis itu karena belum ada penanda fisik di sebagian wilayah.
“Kami melihat peta, tapi kami tidak tahu di mana garis itu berada,” ujar Samir (50), warga Tuffah.
Komitmen Gencatan Senjata
Kedua pihak, Israel maupun Hamas, menyatakan tetap berkomitmen pada gencatan senjata meski sempat terhenti sehari sebelumnya. Hamas membantah terlibat bentrokan di Rafah dan menuduh Israel melanggar kesepakatan hingga menewaskan 46 orang.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa, “Siapa pun yang tetap berada di luar garis kuning akan menjadi target tanpa peringatan.”
Diplomasi dan Negosiasi
Mesir menggelar pertemuan di Kairo dengan Khalil Al-Hayya, pemimpin Hamas di pengasingan, untuk membahas kelanjutan gencatan senjata. Israel menunggu pengembalian sisa jenazah sandera sebelum mengumumkan hasil perundingan.
Presiden AS Donald Trump menegaskan gencatan senjata yang ia mediasi masih berlaku. “Kami pikir mungkin para pemimpin mereka tidak terlibat dalam pelanggaran itu,” ujarnya kepada wartawan di pesawat Air Force One.
Warga Gaza tetap diliputi kecemasan akan kembalinya kekerasan di tengah situasi yang kian tidak menentu. (
Keysa Qanita)
Baca juga:
Warga Gaza Kecewa, Bank Kembali Dibuka Tapi Uang Tunai Tak Tersedia