Rupiah Akhirnya Menguat, Ditutup ke Level Rp16.179/USD

Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Adam Dwi.

Rupiah Akhirnya Menguat, Ditutup ke Level Rp16.179/USD

Husen Miftahudin • 18 April 2024 16:57

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan, setelah beberapa hari terus melemah pascalibur Lebaran.
 
Mengutip data Bloomberg, Kamis, 18 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.179 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik 41 poin atau setara 0,25 persen dari posisi Rp16.220 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok akan kembali mengalami penguatan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.150 per USD hingga Rp16.200 per USD," ujar Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Ia pun membeberkan penyebab perkasanya rupiah saat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
 

Dolar AS keok

 
Ibrahim mengatakan, dolar AS melemah pada perdagangan Kamis karena para pedagang menilai prospek suku bunga AS setelah komentar dari pejabat Federal Reserve yang memperkuat ekspektasi bahwa pengaturan moneter akan tetap ketat untuk jangka waktu yang lebih lama.
 
Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed sebesar 44 basis poin tahun ini, jauh lebih rendah dari perkiraan awal tahun sebesar 160 bps, dengan bulan September menjadi titik awal terbaru dari siklus pelonggaran, CME FedWatch Tool menunjukkan.
 
"Para pedagang sebelumnya memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada Juni, namun serangkaian data termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan penolakan dari para bankir bank sentral telah mengubah ekspektasi tersebut," tutur dia.
 
Sementara itu, aktivitas ekonomi AS sedikit meningkat dari akhir Februari hingga awal April dan perusahaan-perusahaan mengisyaratkan mereka memperkirakan tekanan inflasi akan tetap stabil, menurut survei Federal Reserve pada Rabu.
 
Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan kemajuan dalam perlambatan inflasi AS mungkin terhenti, dan masih menjadi pertanyaan apakah suku bunga cukup tinggi untuk memastikan inflasi kembali ke target dua persen The Fed.
 
Sementara itu, pengambil kebijakan di Bank Sentral Eropa (ECB) terus menyarankan penurunan suku bunga pada Juni karena inflasi masih berada pada jalur untuk turun kembali ke dua persen pada tahun depan, meskipun jalur harga masih bergelombang.
 
Baca juga: Cegah Pelemahan Rupiah, BI Jaga Keseimbangan Supply-Demand Valas
 

Penjualan eceran tetap kuat

 
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia (BI), Kinerja penjualan eceran pada Maret 2024 diperkirakan tetap kuat seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat pada periode Ramadan dan tercatat sebesar 222,8 atau tumbuh 3,5 persen secara tahunan (yoy).
 
Berdasarkan kelompoknya, sebagian kelompok tercatat meningkat, antara lain subkelompok sandang sebesar 5,9 persen (yoy), kelompok suku cadang dan aksesori 12,0 persen (yoy), serta bahan bakar kendaraan bermotor 13,2 persen (yoy).  
 
Secara bulanan, penjualan eceran diperkirakan meningkat dengan pertumbuhan sebesar 4,1 persen (mtm) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tumbuh 1,7 persen (mtm). Hal tersebut, sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat saat Ramadan dan persiapan Idulfitri, serta program potongan harga.
 
Seluruh kelompok berada pada fase ekspansi, dengan pertumbuhan tertinggi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi sebesar 13 persen (mtm), diikuti subkelompok sandang 11,1 persen (mtm), dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya 6,1 persen (mtm).
 
Adapun, kinerja penjualan eceran pada kuartal pertama 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,7 persen (yoy), lebih tinggi dari kuartal keempat 2023 yang tumbuh 1,6 persen (yoy).
 
Peningkatan terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,4 persen (yoy) dan 12,9 persen (yoy).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)