Fair Director JICAF Sunny Gho bersama General Manager Leasing & Marketing Communication Senayan City Frances Jaclyn Halim, dan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ahmad Mahendra. (Foto: Dok. Ist)
Patrick Pinaria • 20 September 2024 22:40
Jakarta: Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) kembali digelar dengan menghadirkan perayaan seni kreatif dan visual yang lebih dekat dengan semua orang. Dengan tema 'Chaotic City', JICAF 2024 membawa energi dan dinamika kehidupan perkotaan ke dalam dunia seni kreatif.
Program ini juga menjadi perayaan global yang merayakan keberagaman seni dan inovasi kreatif dengan hadirnya lebih dari 100 talenta lokal dan internasional dari 20 negara, termasuk di antaranya Bapak Pop Art Indonesia, Wedha Abdul Rasyid, Sundae Kids, Mojoko, Pinot, Tutu, Ykha Amelz, Muklay, hingga Machine56.
Dibuka sejak 19 September hingga 6 Oktober 2024, di The Space, Senayan City Jakarta, JICAF 2024 akan berubah menjadi pusat kreativitas yang hidup dan dinamis. Menyajikan pameran karya seni, art market, workshop interaktif, dan diskusi yang menggugah inspirasi, JICAF membuka pintu bagi seniman, kolektor, pecinta seni, dan semua kalangan masyarakat untuk terlibat dan merayakan dunia kreatif secara langsung. Dengan tetap mengusung tradisi awal dan konsep unik Supermarket for Artworks, di mana pengunjung dapat lebih mudah mengakses karya seni, menjadikan JICAF sebuah ruang inklusif bagi siapa saja yang ingin mengeksplorasi kreativitas tanpa batas.
"Kami sangat bersemangat membawa kembali JICAF tahun ini dengan program yang lebih seru dan beragam. Tujuan kami menggelar JICAF untuk merayakan para seniman visual terutama ilustrator dan desainer mainan dengan memberikan mereka platform untuk berpameran sekaligus menjual karya mereka langsung ke calon kolektor, serta membangun komunitas kreatif yang inklusif dan dinamis. Selain itu, kami juga ingin menghadirkan sebuah melting pot yang bisa mempertemukan semua kalangan, baik seniman, kolektor, pecinta seni, hingga masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dekat tentang dunia seni kreatif dan ilustrasi," ujar Fair Director JICAF, Sunny Gho.
Pada kesempatan sama, Ahmad Mahendra selaku Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Plt Kepala Indonesian Heritage Agency) menjelaskan, "Partisipasi kami melalui Indonesia Heritage Agency di JICAF 2024 merupakan wujud nyata komitmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam melestarikan dan memajukan kekayaan warisan budaya Indonesia di dunia seni kreatif. JICAF menjadi platform penting bagi seniman dan kreatif muda untuk menggali inspirasi dari akar budaya kita, sambil menjembatani masa lalu dan masa depan dalam karya-karya seni yang inovatif. Kami berharap acara ini dapat terus mendorong generasi muda untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya Indonesia di tengah arus perubahan global."
Tidak hanya membawa energi baru, JICAF juga senantiasa menghadirkan ikon dan legenda seni grafis Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia seni kreatif. Tahun ini ditandai dengan hadirnya Wedha Abdul Rasyid, yang dikenal sebagai Bapak Pop Art Indonesia. Sebagai pencipta aliran WPAP (Wedha’s Pop Art Portrait), Wedha telah menginspirasi generasi seniman muda dengan karya-karya visualnya yang khas dan penuh warna.
"Bagi saya, ajang semacam JICAF ini memang sudah waktu dan semestinya diadakan. Sebab, saya melihat ada kebutuhan akan adanya sebuah ajang di mana para perupa ilustrasi ini bisa langsung berinteraksi dengan publik. Sebagai illustrator, selama ini saya kebanyakan berkarya di belakang layar tanpa tahu bagaimana persisnya karya-karya saya diterima oleh publik. Nah, ajang seperti JICAF ini memungkinkan saya untuk itu. Itu sebabnya, saya merasa senang masih diajak serta dalam ajang kali ini," ungkap Wedha.
"Selain bisa menjadi ajang kumpul perupa dan audiensnya, saya berharap adanya JICAF ini bisa menginspirasi calon-calon perupa ilustrasi generasi baru. Serta makin membuka mata lebih banyak pihak bahwa ilustrasi juga adalah salah satu cabang seni rupa yang punya nilai, baik nilai seni maupun ekonomi, yang tidak kalah dengan cabang seni rupa lainnya," tambahnya lagi.
Baca: Seniman Jalanan Banksy Unjuk Karya Terbaru, Siluet 2 Gajah Saling Berhadapan |