Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Jakarta: Pelemahan rupiah tehadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau semakin dalam hingga tembus Rp16.400 per USD.
Mengacu data Bloomberg, pukul 14.44 WIB, rupiah melemah 152,5 poin atau 0,94 persen menjadi Rp16.422,5 per USD.
Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, sore ini rupiah melemah 145 poin atau 0,89 persen menjadi Rp16.409 per USD.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah terjadi imbas dari perang dagang antara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.
Perang dagang tarif tinggi
Kondisi negara-negara yang berpengaruh besar terhadap e dunia konomi itu sedang memanas karena perang dagang tarif tinggi untuk komponen mobil listrik dan aki listrik.
"Harus diingat salah satu yang berdampak negatif terhadap mata uang dunia adalah pertama, AS kedua, Tiongkok. Sehingga perang dagang ini membuat rupiah kembali lagi mengalami pelemahan signifikan," kata Ibrahim.
Melihat kondisi itu, dia memprediksi rupiah akan semakin melemah hingga menuju level Rp16.450 per USD.
Imbas pelemahan rupiah
Lebih lanjut, Ibrahim menjelaskan, pelemahan rupiah akan berimbas ke segala lini ekonomi.
Salah satu yang mulai kentara saat ini adalah menghilangnya bahan bakar minyak (BBM) murah di SPBU perusahaan pelat merah, Pertamina.
"Kemungkinan besar pemerintah akan mengurangi subsidi BBM yang dari 200 ribu barel per hari akan dikurangi. Sudah terjadi di SPBU-SPBU juga sudah menghilang terutama pertalite dan pertamax. Saya sendiri pernah ke spbu menggunakan pertamax turbo," ungkap dia.
Selain berdampak pada harga BBM, pelemahan rupiah terhadap mata uang negeri Paman Sam itu adalah meningkatnya biaya barang-barang impor dan pupuk, serta otomotif.
"Pelemahan rupiah berdampak terhadap barang impor, biaya pupuk, kemudian otomotif itu akan berpengaruh terhadap kenaikan harga," ujar dia.