BI Punya Peluang Turunkan Suku Bunga 50 Bps di Tahun Depan

Ilustrasi Bank Indonesia. dok MI/ROMMY PUJIANTO.

BI Punya Peluang Turunkan Suku Bunga 50 Bps di Tahun Depan

Fetry Wuryasti • 20 December 2023 15:41

Jakarta: Suku bunga Amerika Serikat (AS) tampaknya sudah mencapai puncaknya namun waktu yang tepat untuk penurunan suku bunga masih belum pasti.

Di sisi lain, perlambatan ekonomi Tiongkok masih akan menjadi risiko bagi perekonomian Indonesia. Ini mengingat Tiongkok adalah salah satu mitra dagang dan mitra investasi yang utama bagi Indonesia.

Namun, apabila bank sentral AS The Federal Reserve menurunkan suku bunga AS lebih cepat, sentimen global akan membaik dan potensi kembalinya aliran dana asing ke depan semakin terbuka.

"Sejalan dengan itu, Bank Indonesia memiliki peluang untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bps pada tahun 2024," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, pada Bank Mandiri Outlook, dikutip Rabu, 20 Desember 2023.

Menurut dia, penurunan suku bunga akan berimbas positif pada perekonomian. Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat di level 5,04 persen pada 2023 dan 5,06 persen pada 2024. Hal ini sejalan dengan perkiraan IMF dimana ekonomi Indonesia pada 2023 dan 2024 masih akan tumbuh pada kisaran lima persen.

Konsumsi dan aktivitas masyarakat domestik diperkirakan akan tetap solid, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2024.

"Namun, ekonomi Indonesia masih akan menghadapi risiko dari perlambatan ekonomi global dan masih tingginya ketidakpastian selama periode penyelenggaraan Pemilu Nasional," kata Asmo.

Baca juga: BI Diperkirakan Kembali Tahan Suku Bunga
 

Perbankan masih tumbuh positif


Dari sektor perbankan, fungsi intermediasi perbankan masih terus tumbuh positif meski mulai termoderasi. Pertumbuhan kredit tumbuh 8,99 persen pada Oktober 2023, stabil jika dibandingkan akhir kuartal III-2023 yang sebesar 8,96 persen.

Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga terus melambat, tercatat sebesar 3,43 persen pada Oktober 2023 seiring perilaku nasabah yang kembali menggunakan dananya untuk konsumsi atau investasi.

Namun, likuiditas perbankan secara umum masih cukup memadai, terefleksi dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih berada pada 84 persen. Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus mengeluarkan kebijakan yang akomodatif bagi perekonomian dan sektor perbankan.

Kebijakan repatriasi devisa hasil ekspor (DHE) serta insentif likuiditas diperkirakan akan menopang likuiditas sistem keuangan dan menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

"Kami memperkirakan penyaluran kredit pada 2023 dan 2024 masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada sembilan persen. Bank Indonesia juga mengindikasikan pertumbuhan kredit 2023 ini akan mencapai kisaran sembilan sampai sebelas persen," kata Asmo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)