Ibukota baru. Foto: Kementerian PUPR.
Jakarta: Pembangunan kota baru Nusantara bertujuan untuk menjadi kota yang bersih, berketahanan iklim, berkelanjutan, dan layak huni selaras dengan upaya Indonesia untuk memitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim. Hal ini sebagaimana tercantum dalam kontribusi nasional yang ditetapkan di bawah Perjanjian Paris.
Investor swasta pun tertarik mendukung pemerintah untuk mengimplementasikan strategi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) sebagai Net Zero City pada 2045. PT Tirta Investama melakukan ini dengan mendorong pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis (MHHT) pada lahan seluas 96 ha, bekerja sama dengan Universitas Mulawarman yang didukung oleh PT Indo Tambangraya Megah dan PT Multi Harapan Utama.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengatakan dari 256 ribu hektar area yang akan dibangun untuk IKN, sebetulnya hanya 25 persen atau sekitar 160 ribu hektar yang akan menjadi kota, sisanya 65 persen adalah hutan hujan tropis, yang merupakan kombinasi dari kota yang inklusif, hijau, dengan ketahanan atau resilience yang tinggi.
"Pembangunan IKN kali ini dilakukan dengan perencanaan dan konsep yang matang untuk reforestasi atau pengembalian fungsi hutan. Pembangunan ini akan selaras dengan pembangunan kota hijau sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045.” ujar dia dalam keteranganya, Sabtu, 23 Desember 2023.
Dia menuturkan kolaborasi antara Otorita IKN dan PT Tirta Investama diharapkan tidak hanya menjadikan Nusantara sebagai kota hijau, namun juga sebagai kota model untuk masa depan yang berkelanjutan.
Direksi PT Tirta Investama Vera Galuh Sugijanto mengatakan keterlibatan perusahaan dalam melakukan upaya reforestasi sejalan dengan ambisi pemerintah Indonesia untuk mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
"Sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan di mana kami berkomitmen untuk menghadirkan kesehatan melalui produk berkualitas sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan,” jelas Vera.
pendekatan ilmiah
Pengembangan MHHT Nusantara akan dikembangkan metode silvikultur atau bentuk manajemen hutan yang berfokus pada pengelolaan pertumbuhan dan produksi hutan dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat membentuk hutan alam bertipe hutan hujan tropis.
Silvikultur melibatkan serangkaian tindakan yang direncanakan dan diorganisir untuk memanfaatkan hutan secara berkelanjutan, termasuk pemilihan, penanaman, perawatan, dan regenerasi pohon. Kawasan MHHT nantinya akan memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi.
Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas edukasi dengan mengusung konsep edu-ekowisata melalui rumah galeri yaitu sebuah fasilitas edukasi utama kawasan MHHT Nusantara yang berisi informasi jenis pohon yang ditanam, pola tanam serta produk olahannya; area persemaian yang merupakan tempat dimana dilakukan pembibitan sebelum dipindahkan ke lahan tanam, serta area adopsi pohon serta camping ground.
“Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat mempercepat terjadinya suksesi alami yang akan membentuk ekosistem dengan keragaman hayati tinggi, untuk kemudian menjadi model hutan hujan tropis yang dapat direplikasi secara luas di wilayah IKN,” tutup Vera
mitra pemerintah
PT Tirta Investama sebagai salah satu mitra strategis pemerintah Indonesia dalam upaya memecahkan tantangan perubahan iklim melalui berbagai inisiatif konservasi alam, penanggulangan sampah, memiliki kesamaan visi untuk menjaga keberlanjutan alam.
Sejumlah upaya yang dilakukan PT Tirta Investama dalam mendukung Otorita IKN untuk mewujudkan Nusantara sebagai Net Zero City di tahun 2045, sejalan dengan strategi yang tertuang dalam Regionally and Locally Determined Contributions (RLDC), khususnya pilar Forestry and Other Land Uses (FOLU) dan Waste Management. MHHT hasil kolaborasi Otorita IKN, PT Tirta Investama dan para mitra ini terletak di Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP).