Bendera Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
Annisa Ayu Artanti • 27 April 2024 09:00
Washington: Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi yang disukai Federal Reserve, naik menjadi 2,7 persen pada Maret.
Departemen Perdagangan melaporkan peningkatan indeks tersebut terjadi karena tekanan inflasi terus berlanjut.
Melansir Xinhua, Sabtu, 27 April 2024, angka terbaru muncul setelah ukuran tersebut melambat menjadi 2,5 persen tahun ke tahun pada Januari dari 2,6 persen pada Desember 2023, tetap di 2,5 persen pada Februari, menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan.
Pengukur PCE memperhitungkan bagaimana konsumen mengubah perilaku mereka sehubungan dengan harga yang lebih tinggi, dan merupakan ukuran yang lebih luas dari perilaku konsumen daripada Indeks Harga Konsumen (IHK).
Sementara itu, indeks harga PCE inti, yang mengeluarkan harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 2,8 persen pada Maret dari tahun lalu, menyusul kenaikan 2,8 persen pada Februari dan 2,9 persen pada Januari. Angka ini jauh di atas target inflasi Fed sebesar dua persen.
Inflasi PCE inti dua belas bulan mencapai puncaknya pada 5,6 persen pada Februari 2022.
PDB AS melambat
Produk Domestik Bruto (PDB) AS melambat secara signifikan ke tingkat tahunan sebesar 1,6 persen pada kuartal pertama di tengah inflasi yang membandel yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan pada Kamis.
Desmond Lachman, seorang rekan senior di American Enterprise Institute dan mantan pejabat di Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan kepada Xinhua angka-angka PDB yang mengecewakan pada Kamis menimbulkan pertanyaan tentang apakah The Fed telah mencapai pendaratan yang lembut, di mana pertumbuhan tetap kuat dan inflasi turun kembali ke target dua persen The Fed.
Sebaliknya, angka-angka tersebut menunjukkan kemungkinan Amerika akan mengalami stagflasi dengan pertumbuhan ekonomi yang lemah namun inflasi tetap berada di atas target Fed.
The Fed telah berupaya menurunkan inflasi ke mandat dua persen dengan menaikkan suku bunga sejak Maret 2022. Pasar, bisnis, dan kemungkinan pemilik rumah ingin melihat suku bunga turun.
Ketua Fed AS Jerome Powell baru-baru ini mengisyaratkan para pembuat kebijakan akan menunggu lebih lama dari yang diantisipasi sebelumnya untuk menurunkan suku bunga setelah pembacaan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, yang berarti pelonggaran moneter tidak akan terjadi sampai akhir tahun ini.
"Angka inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan membuatnya sangat tidak mungkin bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada salah satu dari dua pertemuan kebijakan berikutnya,” kata Lachman.