Melemah Lagi, Rupiah Kembali Sentuh Level Rp15.900/USD

Ilustrasi Rupiah. Foto: MI/Susanto.

Melemah Lagi, Rupiah Kembali Sentuh Level Rp15.900/USD

Husen Miftahudin • 26 October 2023 15:48

Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami pelemahan. Pelemahan ini membuat mata uang Garuda tersebut kembali menyentuh level Rp15.900-an per USD.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 26 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.919 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 49 poin atau setara 0,31 persen dari posisi Rp15.870 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

"Pada penutupan pasar sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 49 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 75 poin di level Rp15.919 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp15.870 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis harian.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona merah pada posisi Rp15.914 per USD. Rupiah melemah sebanyak 50 poin atau setara 0,31 persen dari Rp15.864 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.933 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun sebanyak 62 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.871 per USD.

Baca juga: Rupiah Kembali Melemah ke Rp15.935/USD
 

Dolar AS kian perkasa


Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah dipicu kekhawatiran akan potensi eskalasi perang Israel-Hamas yang masih terus terjadi seiring dengan berlanjutnya serangan rudal ke Gaza. Sementara, Israel menegaskan kembali komitmennya untuk melakukan serangan darat di wilayah tersebut.

"Selain itu, suku bunga AS yang lebih tinggi mendorong kenaikan dolar dan imbal hasil treasury," jelas dia.

Meskipun tanda-tanda kekuatan ekonomi AS diperkirakan akan meningkatkan selera risiko, hal ini juga diperkirakan akan memberikan ruang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Bank sentral akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan minggu depan. Namun para pejabat The Fed tetap membuka peluang untuk setidaknya satu kali kenaikan suku bunga lagi pada tahun ini, dan memberikan isyarat suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama di tengah tingginya inflasi dan kuatnya perekonomian.

Sebelum The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengadakan pertemuan pada Kamis dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Namun ECB juga diperkirakan akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, meskipun ada tanda-tanda resesi zona euro yang akan datang.

Di Asia, para pedagang berusaha mengukur seberapa besar ledakan ekonomi yang akan dihasilkan oleh rencana penerbitan obligasi Pemerintah Tiongkok sebesar satu triliun yuan atau sekitar USD136 miliar.

"Mata uang ini masih berada di bawah tekanan akibat keraguan atas pemulihan ekonomi, serta krisis di pasar properti," papar Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)