PKB Sebut PBNU Lebih Banyak Menyimpang dari Khittah NU

Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid. Medcom.id/Fachri

PKB Sebut PBNU Lebih Banyak Menyimpang dari Khittah NU

Fachri Audhia Hafiez • 12 August 2024 16:29

Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) lebih banyak menyimpang dari garis perjuangan atau khittah NU. Hal itu disampaikan Jazilul merespons perseteruan PBNU dengan PKB.

"PBNU hari ini lebih banyak menyimpang dari khittah Nahdhatul Ulama," kata Jazilul dalam diskusi mingguan MPR RI bertajuk 'UU Ormas dan UU Parpol Bisakah Saling Intervensi?' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Jazilul mengatakan penyimpangan PBNU terlihat dari upaya mengambil alih PKB. Padahal, kewenangan PBNU sebagai ormas, sedangkan PKB adalah partai politik (parpol).

Wakil Ketua MPR itu menuturkan memang terdapat dewan pendiri partai politik (parpol) yang berasal dari PBNU. "Tapi setelah partai politik itu berjalan, dewan pendiri tidak punya kendali. Nah demikian juga dengan PKB yang didirikan partai ulama yang kebetulan difasilitasi oleh PBNU ketika itu. Bukan PBNU hari ini," ucap Jazilul.

Jazilul mengatakan PKB sejatinya tetap membawa visi keulamaan dalam tugas mandat perjuangan politik. Sehingga, PKB meraih capaian politik yang ditargetkan.

"Makanya PKB ini menjadi partai yang hari ini Alhamdulillah di 2024 menjadi partai nasional yang berhaluan Ahlu Sunnah Walajama'an terbesar di Indonesia. Dengan 68 kursi dan ribuan anggota DPRD kabupaten kota. Semuanya mengusung spirit perjuangan Ahlu Sunnah Walajama'an di rangka politik," kata Jazilul.
 

Baca Juga: 

Gus Yahya dan Ipul Disebut Tak Punya KTA PKB


PBNU, lanjut dia, juga membawa visi keulamaan. Namun, dengan kapasitas tugas yang berbeda dari ranah politik.

"Sementara PBNU visi keulamaan juga, tapi visi keumatan, membangun madrasah, membangun pondok pesantren, membangun sarana-sarana keumatan lainnya," ucap Jazilul.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)