Ilustrasi survei. Medcom.id
Devi Harahap • 1 November 2024 11:17
Jakarta: Kepala Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Hubungan Masyarakat KPU DKI Jakarta Astri Megatari merespons terkait perbedaan hasil survei elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada Jakarta 2024 dari Poltracking Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Perbedaan hasil itu dinilai hal bisa lantaran dipengaruhi perbedaan metodologi yang diadopsi.
“Memang perbedaan hasil sendiri bisa terjadi karena saat melakukan survei, pasti ada metodologi yang digunakan, jadi metodologi survei itu mungkin salah salah hal yang mempengaruhi perbedaan hasil survei,” tutur Astri kepada Media Indonesia di Jakarta, Jumat, 1 November 2024.
Menurut Astri, ada sejumlah aspek yang dapat menyebabkan hasil survei antarlembaga berbeda. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah rentang sebaran profil dan latar belakang target yang disurvei, hingga bentuk pertanyaan yang diajukan.
“Kemudian juga siapa yang dijadikan sasaran atau target survei itu juga mungkin akan memengaruhi hasil dari survei. Begitu pula misalnya sebaran dari profil dari target yang disurvei akhirnya itu tidak bisa sama rata. Misalnya yang kita survei ini melihat beberapa latar belakang pendidikan dan lainnya, itu juga mungkin akan mempengaruhi dari hasil survei,” ujar dia.
Astri menegaskan tidak akan mengeklaim hasil survei apa yang benar atau salah. Pihaknya meyakini setiap lembaga survei yang sudah terdaftar di KPU dapat bertanggung jawab terhadap validitas hasil survei.
“Jadi saya tidak akan mengklaim yang ini benar atau yang ini salah, tapi memang ada perbedaan-perbedaan dalam metodologi dan target yang disurvei tersebut sehingga hasilnya juga ada perbedaan,” ujar dia.
Baca Juga:
Warga Jakarta Diajak Lebih Cermat Membaca Hasil Survei Pilkada |