Menguat Tipis, Rupiah Bertengger di Level Rp15.668/USD

Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi.

Menguat Tipis, Rupiah Bertengger di Level Rp15.668/USD

Husen Miftahudin • 11 November 2024 10:08

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini mengalami penguatan, meski tipis.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 11 November 2024, rupiah hingga pukul 09.48 WIB berada di level Rp15.668 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik tipis empat poin atau setara 0,03 persen dari Rp15.672 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada Kamis lalu The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin seperti yang diharapkan.

Ketua Jerome Powell mengindikasikan ekonomi AS tetap tangguh, dan Fed akan melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut, meskipun dengan hati-hati, di tengah kemajuan dalam menurunkan inflasi. 

"Selera risiko juga tetap optimis setelah Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden 2024. Meskipun implikasi dari kepresidenan Trump untuk Asia masih berpotensi negatif, mengingat rencananya untuk memberlakukan kebijakan perdagangan yang lebih proteksionis," terang Ibrahim.


(Ilustrasi. Foto: dok MI/Rommy Pujianto)

Sementara fokus utama tertuju pada pertemuan Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, yang akan berakhir pada Jumat. NPC secara luas diharapkan menguraikan rencana untuk lebih banyak pengeluaran fiskal.

Analis memperkirakan setidaknya 10 triliun yuan (USD1,6 triliun) dalam pengeluaran tambahan selama beberapa tahun mendatang, karena Beijing berjuang untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang melambat.

"Selain itu, kepresidenan Trump kedua juga diharapkan akan membuat Beijing mengeluarkan lebih banyak stimulus, karena Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 60 pesen pada semua impor Tiongkok, yang menandakan lebih banyak hambatan ekonomi bagi Tiongkok," papar Ibrahim.
 

Baca juga: Rupiah Tergelincir ke Rp15.672/USD
 

DHE SDA bakal disimpan di Indonesia


Ibrahim mengungkapkan, kemenangan Donald Trump pada Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024 akan mengkhawatirkan perekonomian negara berkembang, salah satunya Indonesia. Oleh karena itu pemerintah dan Bank Indonesia perlu mengantisipasi efek Trump yang dapat membuat berlanjutnya perang dagang hingga suku bunga AS. 

Suku bunga AS sendiri akan tetap tinggi atau higher for longer yang berdampak pada pelemahan mata uang rupiah dan juga berdampak pada arus modal, serta berpengaruh pada dinamika ketidakpastian pasar keuangan.

Guna untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah, BI dan pemerintah perlu segera merealisasikan revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) agar DHE disimpan di Indonesia dalam proporsi yang lebih besar dan periode yang lebih lama serta memastikan BI Rate tetap membuat rupiah menarik bagi investor.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengedepankan program yang sejalan dengan prinsip kehati-hatian fiskal. rencana pengurangan dan realokasi subsidi BBM merupakan langkah yang tepat.

"Kemudian, pemerintah perlu mengantisipasi banjirnya produk impor ke Indonesia, khususunya dari Tiongkok. Di samping itu, eksportir di dalam negeri juga harus diberikan stimulus," tegas Ibrahim.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan kembali menguat.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.600 per USD hingga Rp15.690 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)